REDAKSI
KENDARI – Tim Hisab Rukyat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara melibatkan Fakultas Syariah IAIN Kendari dalam pemantauan hilal di Pantai Wolulu, Kelurahan Wolulu, Kecamatan Watubangga, Kabupaten Kolaka untuk penetapan awal Ramadan 1442 Hijriah pada Senin, 12 April 2021.
Ikut terlibat dalam pemantauan hilal tersebut Wakil Dekan I Andi Yaqub, Kepala Laboratorium Ilmu Falak Ahmad Ridha, dan dosen senior Ilmu Falak Rusdin Muhalling yang diamanahi menjadi bagian tim inti pemantauan hilal di Sultra selama beberapa tahun terakhir.
Keterlibatan Fakultas Syariah dalam kegiatan pengamatan ini menjadi salah satu implementasi peran pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, aktivitas penentuan awal Ramadan juga menjadi sarana edukasi bagi mahasiswa dan masyarakat yang ikut menyaksikan kegiatan pemantauan hilal.
Pada saat pemantauan, teleskop Laboratorium Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Kendari dijadikan sebagai teleskop utama yang menjadi acuan rekomendasi hasil observasi.
Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Sultra, Muhammad Basri mengakui kualitas teleskop milik Laboratorium Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Kendari.
“Teleskop Laboratorium Ilmu Falak Fakultas Syariah kualitasnya terbaik dari teleskop yang ada di lokasi pemantauan ini”, ungkapnya.
Wakil Dekan I Fakultas Syariah, Andi Yaqub,menjelaskan, teleskop yang diadakan pada tahun 2019 ini semula hanya untuk keperluan praktikum mahasiswa di Laboratorium Ilmu Falak. Teleskop Jenis Vixen ED80sf merupakan produk seri terbaru yang memiliki kemampuan menangkap gambar berjarak jutaan kilometer dengan sangat jelas dan berwarna. Selain itu teleskop ini juga memiliki presisi tinggi sehingga objek yang diamati dapat terlihat dengan sempurna.
“Teleskop ini baru pertama kalinya digunakan untuk pemantauan hilal sejak diadakan pada tahun 2019. Setelah bekerjasama dengan Kanwil Kemenag Sultra dan BMKG Sultra maka kami dapat terlibat sebagai salah satu observer dan almdulillah bisa menjadi teleskop utama saat pemantauan hilal kemarin,” jelas Andi Yaqub.
Meski memiliki kemampuan yang canggih, tim observer belum dapat melihat hilal dengan jelas pada pengamatan hilal tersebut dikarenakan terhalang awan tebal.
“Kami melaksanakan observasi kurang lebih tiga jam sejak pukul 15.00 Wita. Cuaca di sekitar lokasi pengamatan sangat cerah akan tetapi posisi bulan terhalang awan sehingga hasilnya negatif,” tambahnya.
Laporan hasil pemantauan di Sultra dan 87 titik lokasi lainnya yang tersebar di 33 provinsi dikirim kepada tim hisab rukyat Kemenag RI untuk dibahas dalam dalam sidang isbat penentuan 1 Ramadan 1442 H. Sidang Isbat dihadiri oleh perwakilan dari ormas-ormas Islam, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan perwakilan dari sejumlah negara sahabat di kantor Kemenag RI.
Usai sidang Isbat yang digelar secara tertutup, pemerintah melalui Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas resmi mengumumkan 1 Ramadan 1442 Hijriah jatuh pada 13 April 2021.