KENDARI – Selain pengawasan yang dilakukan secara rutin, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) juga memiliki tiga program yang membantu dalam menjaga keamanan pangan
Ketiga program tersebut pertama program berbasis komunitasi dengan nama kemananan pangan jajanan anak sekolah di lingkungan sekolah , kemudian desa pangan aman, berbasis pada desa yang didalamnya meliputi pelatihan dan pengawasan kadar
Ketiga pasar aman yang di dalamnya diberikannya pelatihan untuk melakukan pengawasan keamanan pangan dari campuran zat berbahaya seperti, boraks, formalin, rhodamin B, metanil yellow dan zat kimia berbahaya lainnya
Ketua BPOM Provinsi Sultra Yoseph Nahak Klau, Apt., M.Kes mengatakan program tersebut telah dijalankan dan hampir tersebar di seluruh daerah Sultra dari sekolah, desa hingga pasar
“Program ini tiap tahunnya dijalankan dan untuk tahun ini intervensinya tersebar sebanyak empat kabupaten dan delapan desa,” ujarnya 27 November 2021
Tapi saat suasana pandemi menjadi tantangan baru bagi BPOM dalam melakukan edukasi kepada masyarakat, karena di dalamnya memerlukan pengumpulan jumlah massa yang banyak, sehingga untuk menghendel BPOM membuat terobosan dengan berkolaborasi bersama mahasiswa kesehatan untuk menyebar edukasi melalui media
Sejauh ini pelaku usaha yang menggunakan zat berbahaya sudah terbilang sedikit disemua kabupaten sebab tingkat kesadaran dari masyarakat mulai tumbuh dan memahami bahayanya zat terlarang tersebut.
Hingga saat ini masyarakat yang telah teredukasi sudah mencapai kurang lebih 6000 ribu orang yang tersebar diberbagai daerah
“Saya berharap di tahun-tahun berikutnya edukasi yang dilakukam bisa meningkatkan kesadaran masyarakat agar terus bertamabah sampai tidak adanya lagi penggunaan zat berbahaya di wilayah Sultra,” pungkasnya.