NEWS

Toleran dalam Berdakwah di Media Sosial

480
×

Toleran dalam Berdakwah di Media Sosial

Sebarkan artikel ini

 

 

Redaksi

Manado – Kota Manado kembali menggelar Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi, pada 21 Juni 2021. Kegiatan yang dilakukan secara virtual ini diikuti oleh 1.070 peserta. Adapun tema kali adalah “Dakwah yang Ramah di Internet”.

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari ICRS Pascasarjana UGM Dicky Sofjan, Pegiat Literasi Taufik Bilfaqih, Dosen IAIN Manado Taufani, dan Trainer GNI Ronny Adolof Buol. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Jurnalis Septi Wulandari. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi diadakan secara gratis dan menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden.

Pemateri pertama adalah Dicky Sofjan yang membawakan tema digital skill “Dakwah Ramah di Internet dan Media Sosial”. Menurutnya, literasi keagamaan dapat membawa proses saling memahami, antar-umat beragama, penyebaran toleransi, keadilan sosial, dan multikulturalisme. Di dunia digital, pemahaman ini dapat memitigasi polarisasi di masyarakat akibat dari Efek Ruang Gaung (Echo Chamber Effect). Pemuka agama menjadi ujung tombak penyebaran nilai-nilai positif tersebut.

Berikutnya, Taufik Bilfaqih menyampaikan materi digital ethic berjudul “Dakwah yang Ramah di Internet”. Ia mengatakan, perlunya dakwah yang ramah di internet, bukan dakwah yang marah. Perdebatan yang terjadi dalam interaksi dakwah di dunia maya hendaklah perdebatan atau perbedaan pendapat itu untuk kebaikan, bukan untuk saling menjatuhkan.

Sebagai pemateri ketiga, Taufani membawakan tema digital culture tentang “Literasi dalam Berdakwah di Dunia Digital”. Menurut dia,dewasa ini banyak dari kaum milenial yang belajar agama dari internet. Maka tugas kita adalah menjaga jangan sampai media sosial dikuasai para penebar kebencian yang menyesatkan.

Adapun Ronny Adolof Buol, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema digital safety mengenai “Berinternet Sehat”. Ia mengatakan, internet sehat adalah bijak memanfaatkan internet dan meminimalkan berbagai dampak negatif sehingga masyarakat memperoleh informasi yang benar fan berdampak positif.

You cannot copy content of this page