Reporter: Asrul Hamdi / Editor: La Ode Adnan Irham
WAKATOBI – Wakil Bupati Wakatobi, Ilmiati Daud geram saat melihat spanduk imbauan penanganan Covid-19 yang terpampang di lobi Sekretariat Daerah. Ia protes karena hanya ada foto Bupati Arhawi tanpa foto dirinya.
Ilmiati menganggap bagian humas dan keprotokoleran sekretariat tak punya etika dan tatakrama birokrasi. Ia minta mereka sekolah ulang untuk belajar etika dan tatakrama berbirokrasi.
“Jangan seperti itulah. Sudah lama saya diam, ini sudah melampaui batas,” kesalnya.
Ilmiati mengaku kaget saat masuk kantor dan melihat spanduk tersebut. Ia menyinggung, untuk menjadi bupati dan wakil bupati, sama-sama berjuang melewati banyak tantangan saat Pilkada lalu. Kemudian menang dan dilantik bersama.
“Saya masih ada saat ini. Sudah terlalu sering saya mendapat perlakukan tidak enak, seakan ingin dibuat kesan bahwa saya tidak prihatin dengan adanya kondisi penanggulangan Covid-19,” bebernya masih bernada kesal.
Ilmiati mengaku wajar dirinya protes, geram dan sangat marah. Hal tersebut menurutnya tidak sesuai protap dan tidak menghargai posisinya sebagai Wakil Bupati Wakatobi.
“Katanya saya tukang marah-marah. Kita memiliki baju kebesaran yang sama. Dia (bupati) tidak berjuang sendiri dan tidak akan jadi bupati tanpa ada wakilnya,”
Menanggapi itu, Sekda Wakatobi La Jumadin menyebut, spanduk itu sudah sesuai aturan undang-undang.
“Kalau himbauan Bupati, Wali Kota dan Gubernur itu hanya foto Gubernur atau Wali Kota atau Bupati dan itu berlaku umum,” jelas Jumadin.
Kata dia, jika Ilmiati ingin membuat spanduk serupa, akan difasilitasi jika memang ada aturannya.
“Selama aturan memungkinkan, saya akan buat dan seluruh haknya sebagai Wakil Bupati, sebagai Sekda saya harus lakukan dan itu saya penuhi,” tuturnya.
Pantauan Mediakendari.com, awalnya Banner terkait Covid-19 ada dua desain. Satu berlatar Putih “Himbauan Bupati” dengan foto Bupati Wakatobi H Arhawi dan satu berlatar Kuning “Himbauan Pemda Wakatobi” tanpa foto Wakil Bupati Wakatobi, Ilmiati Daud. (A)