NEWS

Wali Kota Kendari Ajak Masyarakat Manfaatkan Sisi Positif Perkembangan Internet

949
×

Wali Kota Kendari Ajak Masyarakat Manfaatkan Sisi Positif Perkembangan Internet

Sebarkan artikel ini
Kegiatan Tebar Toleransi di Media Sosial di Kota Kendari.

KENDARI – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia (RI) dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual Jum’at, 05 November 2021 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Pupuk Demokrasi Tebar Toleransi di Media Sosial”.

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Editor KOMPAS.com Farid Assifa, Anggota POLRI Arief Elnanda, Guru SMKN 1 Kendari Ramadhan, dan Disdikbud Sulawesi Tenggara Enta Hermaili. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Aguslia Hidayah selaku jurnalis.

Kegiatan yang diadakan secara gratis ini diikuti oleh 590 peserta dari berbagai kalangan usia dan profesi. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa.

Sebelum memasuki pemaparan materi dari narasumber, Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir memberikan sambutannya sebagai Keynote Speaker. Ia menegaskan pentingnya masyarakat meningkatkan literasi digital agar dapat mengambil manfaat positif dari perkembangan internet.

“Marilah kita mengikuti program ini guna meningkatkan keterampilan digital dan memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat,” ajak Wali Kota.

Selanjutnya, pemateri pertama adalah Farid yang membawakan materi kecakapan digital dengan tema “Hati-hati Identitas dan Jejak Digital Anda”. Menurut dia, lindungi data diri yang sensitif dengan tidak mudah mengumbarnya ke dunia maya. Perkuat juga pengaturan keamanan pada gawai maupun akun digital agar privasi terjaga serta terhindar dari ancaman siber.

“Perhatikan pula fitur keamanan laman yang kita akses, pasang privacy badger untuk memblokir pelacak ilegal di internet, atau pasang zone alarm guna mendeteksi laman dan lampiran yang mengandung pengelabuan,” paparnya.

Berikutnya, Arief menyampaikan materi etika digital berjudul “Bebas namun Terbatas: Berekspresi di Media Sosial”. Ia mengatakan, kebebasan kita dalam mengakses, memproduksi, dan mendistribusikan konten di internet menyebabkan arus informasi yang tersebar sulit dikendalikan seolah tak ada aturan pembatasnya.

“Batasan akan kebebasan berekspresi di dunia maya ada pada hak orang lain untuk membatasi, disamping terdapat pula perundangan yang mengatur sedemikian rupa agar tercipta ruang publik yang sehat dan kondusif,” terangnya.

Sebagai pemateri ketiga, Ramadhan membawakan tema budaya digital tentang “Media Sosial sebagai Sarana Meningkatkan Demokrasi dan Toleransi”. Menurut dia, media sosial berperan dalam membuka ruang partisipasi masyarakat dalam merespon maupun mengawasi kebijakan publik.

Disisi lain, hoaks dapat dengan mudah dan cepat tersebar lewat berbagai platform media sosial. “Karenanya, kita mesti waspada terhadap hoaks, jangan sembarangan membagikan kiriman, dan terus banjiri dunia maya dengan konten positif,” pesannya.

Adapun Enta, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema keamanan digital mengenai “Memahami Aturan Perlindungan Data Pribadi”. Ia mengatakan, kesadaran masyarakat akan pentingnya melindungi data pribadi dan memperkuat kata sandi perlu terus terjaga agar terhindar dari penyalahgunaan oleh pihak tak bertanggung jawab.

“Pemerintah telah menerapkan berbagai aturan perundangan terkait perlindungan data pribadi dan menetapkan sanksi tegas terhadap penyalahgunaanya,” ungkapnya.

Acara berikutnya adalah sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Sesi ini disambut dengan beragam pertanyaan dari para peserta. Dalam webinar di Kendari tersebut, panitia membagikan uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Salah satu pertanyaan menarik peserta di antaranya tentang bagaimana menangani pengelabuan.

Narasumber menjelaskan bahwa pengelabuan biasanya menggunakan laman tiruan sebagai pintu masuk menjerat korban. Karenanya, teliti nama laman hingga domainnya dengan cermat. Cek laman resmi terkait yang memiliki domain .go.id untuk laman pemerintahan atau telusuri laman tersebut di mesin pencarian.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (Adm).

Penulis : Redaksi

 

You cannot copy content of this page