FEATURED

17 Tahun Menjadi Penjual Ikan Keliling, Demi Nafkahi Keluarga

670
×

17 Tahun Menjadi Penjual Ikan Keliling, Demi Nafkahi Keluarga

Sebarkan artikel ini

KENDARI, MEDIAKENDARI.COMUmurnya yang sudah tua Wa Ina, harus tetap bekerja demi untuk menafkahi keluarga dan anaknya yang masih duduk di bangku sekolah. Tak tanggung-tanggung, wa Ina rela berjalan kaki menjajakan ikanya, demi untuk mengais rezeki.

Ibu Lani, atau yang akrab disapa Wa Ina di kalangan mahasiswa Universitas Halu Oleo dan Mandala Waluya Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Pekerjaan itu, telah lama ia tekuni. Selama 17 tahun sungguh bukan hal yang mudah, namun ia lakukan semata-mata untuk menafkahi keluarga itu. Setiap pagi pukul 05.00 Wita, Wa Ina harus bagun dan bergegas menuju pasar lelang ikan, demi mendapatkan ikan langsung dari kapal yang sandar di pasar pelelangan.

“Kalau saya berangkat ke pasar lelang pukul 05.00 Wita, maka jam pukul 06.00 pagi sya sudah di pasar baru. Dari situlah saya jalan kaki menjajakan ikan berkeliling sampai ikan saya habis,” kata Wa Ina kepada mediakendari.com.

Ibu dari lima anak itu mengungkapkan, pekerjaan itu telah lama ia tekuni sejak tahun 2000 hingga saat sekarang ini.

Kenapa tidak, anaknya dua orang yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), satunya sementara lanjut di Sekolah Menegah Pertama (SMP), dan satunya lagi sementara di Sekolah Teknik Mesin (STM).

Keempat anaknya itulah yang membuat dirinya harus banting tulang mencari sekocek rupiah demi untuk kelangsungan hidup mereka. Bahkan suaminya pun yang juga menarik becak, tak ia andalkan sebagai tulang punggung keluarga.

Sementara anaknya yang sulung, juga telah merantau ke Negeri Malaysia. Hingga kini, anaknya pun kerap tak pernah kirimin uang kepada orang tuanya.

Dengan bermodalkan Rp 250 ribu, Wa Ina sudah bisa mendapatkan ikan segar untuk dijajakan keliling. Hasil dari penjualan itulah ia mendapatkan keuntungan sebesar Rp 100 ribu, hingga mampu bertahan hidup dan menyekolahkan anaknya.

“Dengan pendapatan Rp 100 ribu perhari, alhamdulillah saya sudah bisa menghidupi keluarga saya. Rp 50 ribu untuk biaya sekolah anak saya setiap hari, dan sisanya saya tabung untuk kebutuhan yang lain” tuturnya.

Sebagai tulang punggung rumah tangga, dirinya harus bekerja untuk menghidupi keluarganya. Sebab suaminya yang juga mecari nafkah dengan menarik becak, sering sakit-sakitan. Olehnya itu, Wa Ina tetap harus menjaga kesehatanya, untuk tetap berjualan ikan. Karna kalau bukan dirinya, siapa lagi yang akan menghidupi anak anaknya.

Laporan  : Hendriansyah

You cannot copy content of this page