MEDIA KENDARI.COM-Kendari, Pemerintah SulawesI Tenggara (Pemprov Sultra) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Kementrian Perdagangan RI (Kemendag RI) Dan Bank Indonesia di ruang Rapat Kantor Gubernur Sultra, Selasa, (16/5/2017).
Rapat yang di pimpin langsung oleh Wakil Gubernur Sultra, H.M Saleh Lasata, didampingi Lasminingsih, Staff Ahli Bidang Perdagangan Dan Jasa Kemendag RI.
Dalam Rakor mereka membahas identifikasi barang kebutuhan pokok menjelang Bulan Ramadhan dan Idul Adha 2017/1438 H.
Wagub Sultra Saleh Lasata, mengatakan bahwa harga-harga kebutuhann pokok di Provinsi Sultra dapat dikendalikan sedemikian rupa dan tidak merugikan berbagai pihak, baik masyarakat maupun distributor.
“Semua pihak secara proporsional mengambil langkah-langkah positiv terkait persoalan tersebut,” katanya.
Dia juga mengatakan bahwa pada tanggal 9 Mei 2017 lalu, Pemprov Sultra telah membentuk Satgas Pengendali Pangan. Hal itu dilakukan agar ketersedian stok pangan bisa cukup hingga 5 sampai 6 bulan kedepan.
“Kami tidak terlalu khawatir kaerna makanan tidak terbatas pada beras saja, masyarakat disini punya makanan lokal seperti jagung, sinonggi dan kasuami,” ujarnya
Sementara itu, Lasminingsih yang juga Staff Ahli Kemendag RI, Bidang Perdagangan Jasa menyatakan bahwa harga bapok berpotensi naik menjelang puasa dan lebaran saat ini.
“Saya yakin pemprov Sultra telah melakukan langkah-langkah antisifasi menghadapi HBKN (Hari Besar Keagaaman Nasional), saya sendiri sudah meninjau langsung di pasar basah Mall Mandonga tadi, harganya pun relativ stabil”ungkapnya.
Dia menambahkan, menjelang HBKN Kemendag sendiri telah melakukan kordinasi dengan pelaku usaha untuk tetap mensterilkan harga menjelang HBKN. Langkah yang perludilakukan pemerintah daerah yaitu pemantauan dan melakukam pelaporan jumlah stok serta berkoordinasi antar instansi di daerah dan melakukan pengawasan terkait kecurangan dalam perdagangan.
“Diharapkan distibutor di data. Itu supaya, bisa di antisifasi, siapa yg benar-benar melakukan sebagai distributor yang profesional,” tuturnya
Dia berharap dengan upaya kerjasama yang dilakukan baik pemerintah dengan instansi terkait dapat memerangi spekulan bahan pangan terutama daging dan menjaga stok agar masyarkat tidak resah.
Ditempat yang sama, Kepala Perwakilan BI Sultra, Minot Purwohono, menyebutkan bahwa Inflasi Sultra pada tahun 2017, lebih rendah dibanding tekanan Inflasi Nasional.
“Inflasi di Sultra di pengaruhi dua kota saja, yaitu Kota Kendari dan Bau-Bau sebagai acuan,” cetus dia
Berdasarkan pantauan di pasar, lanjut dia, harga di pasar tradisional tadi masih relativ stabil . Terjadi peningkatan harga untuk daging ayam, telur ayam, dan daging sapi.
Hal itu, karena peningkatan permintaan. Sedangkan yang mengalami peningkatan harga signifikan yakni komoditas cabe rawit tapi masih di bawah 4% seperti target pemerintah. (M Tonasa/ Red)