ANDOOLO – Sejumlah massa yang tergabung dalam Rumpun Kerukunan Ikatan Keluarga Besar Laratoumuru bersama Front Laskar Anoa mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Konawe Selatan meminta kepada pihak pemerintah bersama DPRD untuk secepatnya mengambil langkah tegas terkait tanah Ulayat masyarakat di Desa Rambu-Rambu Jaya Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) yang diklaim milik TNI Angkatan Udara.
Setelah berorasi di depan Kantor DPRD Konsel, tak ada satupun dari pihak anggota DPRD yang menemui massa aksi. Akhirnya Ketua Front Laskar Anoa, Ahmad Baso kemudian mengarahkan massa ke Aula DPRD Konsel yang diketahui sedang melangsungkan rapat paripurna.
Setelah beberapa saat kemudian, Ketua DPRD Konsel, Irham Kalenggo pun keluar. Namun, bukannya untuk menerima massa aksi melainkan menyuruh untuk menghentikan aksi dan langsung merebut pengeras suara milik massa aksi. Hal itu dilakukannya karena dianggap berisik yang mengganggu keberlangsungan rapat paripurna.
Sehingga suasana pun berubah memanas, karena sempat terjadi perebutan pengeras suara antara Ahmad Baso dan Irham Kalenggo, bahkan tindakan fisikpun nyaris terjadi.
Melihat kejadian itu, Ahmad Baso mengungkapkan kekecewaannya. Menurutnya, sikap yang dilakukan oleh Irham kalenggo sebagai Ketua DPRD Konsel terlalu arogan.
“Saya kecewa terhadap perlakuan Irham Kalenggo, dia terlalu arogan, tak sewajarnya di depan masyarakat menujukan sifat premanismenya,” kesal Ahmad Baso, Rabu (29/11).
Usai rapat paripurna, ketua DPRD Konsel, Irham Kalenggo menemui para pengunjuk rasa dan mengarahkannya ke ruang rapat Kantor DPRD untuk menerima keluhan masyarakat agar segera ditindak lanjuti oleh Pemerintah Daerah dan anggota DPRD.
Namun sebelumnya, Irham Kalenggo mengucapkan permohonan maafnya kepada seluruh masyarakat yang tergabung dalam aksi tersebut atas tindakan yang telah dilakukannya beberapa menit sebelumnya. Awalnya ia sudah memerintahkan kepada salah satu anggota DPRD untuk segera menyampaikan kepada massa aksi agar sedikit bersabar dan menghentikan aktivitas aksinya karena sangat mengganggu.
“Pidato Bupati tadi tidak kedengaran karena terganggu oleh suara aksi demo yang lebih keras, paripurna itu juga sangat penting karena menyangkut kemakmuran untuk kita semua dan masyarakat Konsel secara umum,” tutur Irham.
Reporter: Erlin
Editor: Jubirman