Kendari

Diduga Cabul, Kepsek SMAN 9 Kendari Tempuh Upaya Hukum

1511
SMAN 9 Kendari
Kepala Sekolah SMAN 9 Kendari, Dr Aslan. (Foto: Rahmat R)

Reporter : Rahmat R.

KENDARI – Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 9 Kendari, Aslan akhirnya menempuh jalur hukum terkait tuduhan atas dirinya yang diduga cabul oleh para demonstran di Gedung Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sulawesi Tenggara (Sultra) Senin 19 Oktober 2020 kemarin.

Aslan melapor ke Polda Sultra Selasa 20 Oktober 2020 dengan Laporan Polisi (LP) pencemaran nama baik pribadi maupun keluarga.

Ia mengaku dirugikan atas kejadian tersebut sehingga para demonstran itu harus dilaporkan.

“Saya mengklarifikasi disana bahwa apa yang mereka lakukan itu merugikan. Saya tujukan kepada penggerak demo itu, nanti aparat yang menelusuri siapa dalang dari aksi tersebut, ” kata Aslan saat dikonfirmasi MEDIAKENDARI.Com.

Aslan meminta agar para demonstran terkait dengan tuntutannya harus dibarengi dengan data yang lengkap dan akurat. Namun dia tetap mengapresiasi aksi yang dilakukan oleh Alumni dan Pelajar di SMAN 9 Kendarj tersebut.

Aslan membeberkan soal bukti-bukti laporan saat ini masih dikumpulkan baik video maupun foto sebagai tambahan lampiran pada laporan.

Sementara itu, soal dirinya yang dianggap sebagai “Kepsek Cablul” dia meminta agar dilaporkan ke pihak yang berwajib dan yang merasa sebagai korban menunjukkan diri.

“Kalau ada bukti saya lakukan itu, silakan laporkan ke pihak berwajib. Munculkan korbannya, saya siap dicopot dan saya siap menerima resiko apapun jika memang benar-benat terbukti,” tegasnya.

Terkait dengan tuduhan pada demonstran, Aslan menceritakan dugaan asusila yang dilakukan saat menjabat sebagai Kepala Sekolah Keberbakatan Olahraga (SKO) pada 2017 silam adalah tidak benar.

Dirinya hanya mengantar para pelajarnya ke lokasi latihan dayung yang di Kota Lama dan makan malam di Kebi sehingga dugaan asusila tersebut tidak benar adanyam

“Semua yang dituduhkan itu tidak benar. Memang saya mengantar siswi, tapi untuk ke lokasi latihan dayung, termasuk di Kendari Beach itu kita hanya singgah makan dan setelah itu langsung pulang,” terangnya.

“Termasuk isu saat latihan olahraga itu, saya menilai sudah dipelintir sehingga terlihat ada tindakan asusila yang terjadi. Inilah yang diplintir atau didesain sedemikian rupa bahwa saya melakukan tindakan asusila itu. Sebelumnya, saya juga sudah minta maaf kepada siswi bersangkutan dan keluarganya,” tambah Aslan. (2).

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version