Reporter : Taswin Tahang
Editor : Kang Upi
KENDARI – Selain memiliki gua tengkorak sebagai objek wisata, Desa Lelekaa Kecamatan Wolasi Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) juga memiliki objek wisata lainnya, yakni puncak Osu Mohai.
Puncak ini merupakan kawasan perbukitan menghampar luas, yang cocok sebagai tempat kamping karena memiliki keindahan alam yang memanjakan mata, lengkap dengan kabut yang menutupi area tersebut.
Salah seorang warga Desa Lelekaa, Irsan menjelaskan, Osu Mohai merupakan nama dari kata bahasa Tolaki yang artinya gunung hangus. Menurutnya, pemberian nama itu karna area perbukitan sering terbakar khususnya saat musim kemarau.
BACA JUGA :
- Anggota DPR RI Sebut Bendungan Pelosika Mulai Ditender Juni 2024 Ini
- Dewan Pers dan Seluruh Komunitas Pers Tolak RUU Penyiaran Pengganti UU Nomor 32 Tahun 2002
- Caleg Terpilih Pemilu 2024 Wajib Mundur Jika Tarung Pilkada, Begini Penjelasannya
“Puncak ini baru kami buka dan rencananya akan mengadakan beberapa sarana tambahan agar lebih menarik lagi,” kata Irsan saat ditemui MEDIAKENDARI.com, Minggu (15/12/2019).
Untuk mencapai tempat kamping tersebut, dibutuhkan waktu perjalanan sekitar satu jam dari Kota Kendari menuju ke Desa Lelekaa. Kemudian, perjalanan dilanjutkan dari desa menuju kaki perbukitan Osu Mohai melewati kebun warga dan hutan.
Untuk menuju tempat kamping yang berada di puncak perbukitan Osu Mohai, pengunjung disambut lereng dengan kemiringan 45 derajat lebih, cukup ektrim, sehingga harus merangkak untuk sampai ke puncaknya.
Sesampainya di puncak, pemandangan gradasi warna dari susunan gunung, pemukiman warga, lahan warga, serta barisan pohon pinus menjadi hadiah yang menenangkan untuk perjalanan yang melelahkan.
Salah seorang pengunjung, Hamka Dwi Sultra yang ditemui MEDIAKENDARI.com, saat berkunjung ke puncak tersebut, mengaku kagum dengan keindahan alam di puncak perbukitan Osu Mohai.
“Pemandangan di puncak membuat saya hanyut dalam keindahan sang pencipta, yang dapat saya nikmati dari sini, sampai saya lupa stres yang sedang berada di kepala saya,” kata anggota Komunitas Te’jalan-jalan ini. /B