Reporter: Sulyamin
KOLAKA – Badan Urusan Logistik (Bulog) Kabupaten Kolaka mengakui, telah terjadi kenaikan harga beras dan gula pasir di masyarakat. Kenaikan ini terpantau di sejumah pasar.
Kepala Bulog Kolaka, Deni Narde menjelaskan, kenaikan beras dan gula pasir di Kolaka disebabkan naiknya harga dua bahan pangan tersebut di Sulawesi Selatan (Sulsel). Sebab, dua bahan pangan tersebut berasal dari Sulsel.
“Beras dari Sulsel harganya naik mencapai Rp 11 ribu per kilonya dan pengecer membeli beras itu seharga Rp 490 ribu per karungnya,” kata Deni saat dikonfirmasi MEDIAKENDARI.com, Jumat 27 Maret 2020.
Menurutnya, ditingkat pengecer harga beras asal Sulsel tersebut per karungnya lebih tinggi dibandingkan harga beras Bulog yang hanya mencapai Rp 410 ribu per karungnya termasuk biaya angkut.
“Jadi memang selisihnya jauh sehingga di pasar ada variasi harga sesuai jenis berasnya dan beras kami yang paling murah untuk di pasar hanya Rp 8.500 per kilo dan harga paling tinggi untuk beras medium sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp 9.000 sampai Rp. 9.400 perkilo,” kata Deni.
Untuk gula pasir, kata Deni, terjadi kenaikan harga karena stok gula pasir masih terbatas. Oleh karena kelangkaan tersebut pengecer pun menjualnya seharga Rp 18 ribu.
Dijelaskannya, secara secara nasional, pemerintah melalui Dinas Perdagangan di tiap daerah telah mengatur HET tertinggi untuk gula pasir sebesar Rp. 12.500 per kilogramnya.
“Kalau untuk gula, kami ada stok dua ton yang akan kami persiapkan untuk pasar murah yang kemungkinan bakal dilaksanakan pada bulan puasa mendatang,” ujar Deni.
Ia menyarankan agar warga membeli beras dan gula di Bulog untuk bisa mendapatkan bahan pangan tersebut dengan harga yang lebih terjangkau. Apalagi, Bulog memiliki stok yang cukup untuk beberapa bulan kedepan.
“Andaikan beli di Bulog pasti harga tidak akan begitu mahal, karena kami jual gula paisr hanya Rp 12.500 per kilonya. Dan untuk saat ini stok beras di gudang Bulog mencapai 300 ton,” tutupnya.