LANGARA – Isu akan hadirnya aktivitas pertambangan di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali mencuat. Sehingga hal ini menuai banyak komentar.
Isu tersebut kini hangat diperbincangkan di masyarakat yang rencananya pertambangan tersebut akan kembali beraktivitas di Kecamatan Wawonii Tenggara dan Wawonii Tengah.
Kepala Desa Sinar Masolo Kecamatan Wawonii Tenggara, Alimuddin menegaskan, terkait penolakannya atas hadirnya kembali aktivitas pertambangan di wilayahnya. Menurutnya, hampir semua titik lokasi pertambangan pada Kawasan Mosolo Raya, Wawonii Tenggara berada di kebun masyarakat, dan warga menolaknya.
“Karena memang untuk Mosolo Raya, hampir semua titik tambang itu berada di kebun masyarakat. Sementara masyarakat tidak mau kebunnya diolah,” ucap Alimuddin saat ditemui di salah satu warung kopi di Kendari, Selasa (23/01).
Lanjut Alimuddin, penolakan ini didasari atas pernyataan seluruh masyarakat yang tak mau ada aktivitas tambang di desanya. Bahkan, penolakan ini telah disuarakan sejak tahun 2007 lalu.
“Jelas kami tidak akan berikan ruang untuk mereka (perusahaan tambang, red) datang, seratus persen kami menolak. Karena sangat beresiko bagi daerah kami,” tegasnya.
Alimuddin berharap agar wakil-wakil rakyat yang duduk di DPRD Konkep bisa jeli mendengar dan memperjuangkan aspirasi penolakan pertambangan tersebut.
“Harusnya anggota dewan mendengar suara penolakan seperti ini, mereka harus bisa memperjuangkannya, karena mereka itu wakil-wakil rakyat,” harapnya.
Reporter: Jubirman
Editor: Kardin