KENDARI – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Tenggara (Sultra) merilis musim kemarau diprediksi hingga Oktober mendatang.
Mengantisipasi kemarau panjang, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari mengingatkan agar masyarakat selalu menerapkan pola hidup sehat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, Rahminingrum mengatakan, ada beberapa jenis penyakit yang mesti di waspadai dimusim kemarau yakni antara lain penyakit Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA), Diare dan jenis penyakit kulit atau gatal-gatal.
“Disaat musim kemarau, kondisi udara menjadi terasa lebih panas, kering dan berdebu. Serta pasokan air bersih berkurang dan jadi lebih keruh. Kemungkinannya akan muncul penyakit-penyakit berbasis seperti penyakit ISPA dan diare,” ungkap Rahminingrum, Rabu kemarin.
Ia menyebutkan, biasanya di musim kemarau seperti penyakit Diare dan ISPA meningkat, ini yang kami khawatirkan.
“ISPA merupakan penyakit yang berhubungan dengan saluran pernapasan, dimana keadaan keadaan debu di luar rumah meningkat, ditambah sebagian jalan kota Kendari banyak yang lagi diperbaiki, sehingga penyakit Ispa perlu di waspadai,” terangnya.
Kemudian kata Rahminingrum, keadaan dimusim kemarau sumber air bersih berkurang, sehingga air yang dikonsumsi tidak sehat, dan memicu terjadinya penyakit diare, juga penyakit kulit.
“Untuk mengatasi masalah tersebut masyarakat harus menerapkan pola hidup sehat, mengosumsi makanan sehat, istirahat cukup dan banyak konsumsi air putih,” imbuhya.
Rahminingrum menambahkan, untuk menghindari timbulnya penyakit Ispa sebaiknya selalu menggunakan masker ketika berada diluar rumah, menghindari infeksi atau penularan dari yang sedang mengalami Ispa.
“Diharapkan kepada masyarakat untuk menghemat air saat terjadi kekeringan, menjaga kualitas sumber air dengan tidak mencemarinya, gunakan air dengan kualitas yang layak, dan menjaga makanan agar tidak tercemar bakteri atau hewan-hewan pembawa vektor penyakit,” bebernya.
Karena, penyakit diare sering terjadi di musim kemarau dan salah satu penyebabnya pasokan air bersih berkurang. Hal itu bisa mengganggu aktivitas sehari-hari termasuk dalam proses pencucian makanan dan peralatan rumah tangga.
“Solusinya usahakan konsumsi makanan yang diolah sendiri dirumah dari pada harus jajan diluar, karena kalau dirumah lebih terjamin kebersihannya, dan di himbau bagi seluruh masyarakat agar selalu menjaga kesehatan, kalaupun ada yang sakit agar segera dibawa layanan kesehatan terdekat atau puskesmas,” tutupnya.(b)