Pemuda adalah sebuah kata yang mengandung makna luar biasa, mengisyaratkan perbaikan serta menawarkan masa depan. Posisi pemuda hari ini sebagai pemegang tongkat kepemimpinan selanjutnya dimasa mendatang, tentunya keikutsertaan dalam pembangunan sangat dinanti-nanti, baik secara idea maupun karya nyata. Sekaligus harapan bangsa, pemuda dituntut untuk tetap menjaga potensi idealismenya sebagai cika bakal mewujudkan generasi tangguh sebagai mana cita-cita para pendiri bangsa ini beberapa puluh tahun yang lalu.
Diawal kemerdekaan Indonesia, semangat idealisme para pemuda sangat kita rasakan termasuk pada kepeduliannya terhadap daerah yang begitu tinggi. Hal itu terlihat dari kritik diberbagai keprihatinan yang selalu diungkapkan atas persoalan penyelenggaraan pembangunan sedang berlangsung, kritik disampaikan atas keinginan gerak pembangunan mencapai sasaran, tepat, sesuai yang direncanakan. Namun memasuki beberapa dekade terakhir kepekaan dan kritis pemuda mulai melemah, kita lebih banyak menemukan mereka bermesra-mesraan dengan kebijakan yang dzolim.
Selaku komponen terpenting bangsa ini, pemuda merupakan salah satu elemen masyarakat yang memiliki peran begitu strategis di sebuah negara, khususnya di Kabupaten Konawe. Dibawah payung teduh KNPI, komponen pemuda harus berjalan seiring dengan Pemerintah Daerah, menggerakkan segala potensi yang ada untuk menuju kepada sebuah titik, yakni terwujudnya kesejahteraan.
Penulis mencoba mengutip pernyataan spirit tentang pemuda dalam buku yang berjudul “Arus Perjuangan Pemuda” menyatakan bahwa ada kecenderungan para generasi muda untuk berpacu dalam dunia pendidikan yang menghasilkan hal-hal yang bersifat praktis dan efektif mendatangkan materi siap pakai, tanpa dilandasi rasa tanggung jawab untuk bela negara, yang sebenarnya mulai saat ini pula dapat dirasakan adanya tantangan yang sangat dahsyat untuk menghadapi berbagai kompetitif dalam era globalisasi.
Sebagai generasi pemimpin bangsa, ketika posisi sebagai pemuda yang sedang beranjak dewasa, maka dipundaknya bergantung sejuta asa demi cita sebuah bangsa. sebab pemuda sering kali digambarkan dengan simbol bunga bangsa yang sedang mekar. Bunga yang kelak menjadi harapan bangsa.
Akan tetapi melihat kondisi pemuda Konawe hari ini, kita menyisahkan sejumlah pertanyaan. Akankah asumsi itu bisa menjadi kenyataan bagi para pemuda di Kabupaten Konawe ? Namun demikian dengan mempertegas identitas budaya dan mempertinggi semangat kontribusi pembangunan dihati para pemuda tanah konawe, sangat memungkinkan lahirnya para pemuda yang siap membawa daerah kearah lebih baik.
Dalam membangun, tentunya pemerintah hendaknya jangan membatasi pada hal-hal yang bersifat fisik saja, seperti mendirikan gedung atau menyiapkan prasarana. Membangun ialah memberdayakan dan menggerakkan masyarakat dari semua segmen dan elemen. Jika mereka tergolong miskin, bagaimana pemerintah menghadirkan kemudian memberikan peluang usaha agar mereka dapat keluar dari situasi kemiskinan. Kemudian, jika mereka pengangguran, maka pemerintah juga yang harus mengupayakan bagaimana membuka latihan keterampilan agar mereka bisa membuka usaha mandiri. Hal itu mestinya telah dilakukan pemerintah, mengingat didaerah konawe akan mengalami lonjakan perekonomian luar biasa dengan mendapatkan investasi terbesar se-Asia yang mampu menghilangkan pengangguran dibumi konawe.
Pemerintah harus menyadari bahwa pembangunan fisik sesungguhnya hanya sebuah instrumen untuk mempermudah segala kebutuhan masyarakat dan menjadi sebuah alat yang dapat membantu kita untuk memberdayakan masyarakat. Yang menjadi pertanyaan sekarang, bagaimana kita secara bersama-sama memanfaatkan sarana dan prasarana tersebut untuk mengangkat harkat dan martabat rakyat konawe.
Disadari atau tidak, bahwa disekitar kita masih terdapat ribuan rumah tangga miskin (sesuai data BPS Konawe angka kemiskinan tahun 2014 lalu berada pada angka 40.557 jiwa) yang membutuhkan ruang gerak ekonomi. Selama ini, mereka hidup apa adanya diantara gemerlap kehidupan orang-orang yang beruntung. Mereka tidak pernah mengungkapkan derita itu secara eksplisit, melainkan mencoba merasakan derita itu dengan ketabahan. Nampaknya, Pemudalah yang harus berbuat dan bergerak untuk menghalau kemiskinan dari sekitar kita.
Mestnya obsesi itu yang menjadi visi Kabupaten Konawe demi mewujudkan kemakmuran, menghempaskan kemiskinan menuju masyarakat konawe Sejahtera. tentu hal ini merupakan sebuah tantangan untuk kita, termasuk tantangan untuk para pemuda dan seluruh masyarakat yang ingin ambil bagian dalam mewujudkan visi tersebut.
Disinilah sebenarnya peran nyata pemuda dalam pembangunan ekonomi, pendidikan dan politik yang pada akhirnya secara bersama-sama dapat kita halau kemiskinan. Apabila masyarakat sudah berada dalam posisi makmur dan sejahtera, dengan sendirinya pendidikan menjadi sebuah kebutuhan. Jika semua elemen masyarakat sudah menjadi orang-orang terpelajar, proses politik akan terlaksana sesuai dengan aturan mainnya.
Oleh karena itu, sudah sewajarnya para pemuda melalui wadahnya, serta masyarakat bersama Pemerintah Daerah bersinergi dalam mewujudkan cita-cita Kabupaten Konawe dengan Memantapkan perekonomian rakyat dibidang perkebunan, hortikultura dan kegiatan pertanian lainnya, serta mengurangi angka pengangguran melalui pembukaan lapangan kerja diberbagai bidang.
Untuk itu, menjelang pelaksanaan Musda KNPI Konawe tantangan tadi menjadi sebuah pekerjaan rumah untuk para pemuda harapan bangsa, sebagai kado kongkrit yang dinantikan semua orang sebagai sebuah justifikasi atas eksistensi KNPI sebagai ormas kepemudaan.
Sebagai wadah berhimpun pemuda yang progresif, sesungguhnya KNPI juga adalah agent of change, sehingga dari ”rahim” lembaga ini akan lahir pembaruan-pembaruan, inovasi dan kreasi pemuda yang berguna untuk pembangunan daerah.
Pengalaman Organisasi Penulis :
-Aktivis HMI
-Pernah menjabat sebagai Ketua Umum IPPMIK Kendari (Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia Konawe – Kendari) Periode 2015-2017.
-Presiden Mahasiswa STIKES Mandala Waluya Kendari Periode 2013-2014.