Redaksi
KENDARI – Sebanyak 19 karyawan PT Obsidian Stainless Stell (PT OSS) dilarikan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Bahteramas setelah menjadi korban ledakan di laboratorium perusahaan tersebut pada Rabu (14/8/2019) kemarin.
Karyawan yang terdiri dari 17 perempuan dan 2 laki – laki ini dilarikan ke RS karena diduga menghirup bahan kimia berbahaya yang terbakar bersamaan dengan terbakarnya laboratorium.
Meski mengalami kondisi yang cukup fatal, namun perawatan intensif para korban oleh pihak RS Bahteramas dianggap belum maksimal, bahkan dikeluhkan.
Keluhan ini sebagaimana diungkapkan orang tua salah seorang karyawan yang menjadi korban. Menurutnya, hingga sehari saat dibawa ke RS tersebut, anaknya itu belum mendapatkan pemeriksaan dari dokter.
“Hingga satu hari penuh, belum ada pemeriksaan dari dokter, makanya kita keberatan juga dari orang tua,” kata Mami, orang tua dari karyawan bernama Reni yang menjadi korban.
Kondisi tersebut dibenarkan, Reni, yang mengaku hingga siang ini, (Kamis, 15/08/2019), dirinya belum pernah diperiksa dokter. Malah, dirinya dan karyawan lain yang jadi korban sudah diminta pulang.
“Sudah disuruh pulang sama dokter, padahal belum pulih, masih mual dan pusing dan agak panas, sejak dari UGD belum dikasih obat,” ungkap Reni.
>>>Ini Nama – Nama Korban Luka Kebakaran Loboratorium PT OSS<<<
BACA JUGA :
- Usai Jalani Pemeriksaan Tes Psikologis di RS Bahteramas, Paslon HADIR Siap Gas Full di Pilkada Konawe
- Pj Gubernur Andap Budhi Revianto Berhasil Resmihkan Penggunaan Gedung Manajemen Administrasi dan Poliklinik RS. Jiwa Provinsi Sultra
- Cegah Banjir, Pemerintah Kecamatan Kendari Barat Terus Bersihkan Saluran Drainase
- Informasi Terkait Pasien Meninggal karena Obat Terlarang di RS Jiwa Sultra adalah Hoaks
- Pemprov Sultra Bahas Target Perluasan Kepesertaan JKN-KIS
- Sultra Beresiko Penularan DBD, Pj Gubernur Peringatkan Semua Pihak
Sementara itu, untuk dukungan pengobatan dari Manajemen PT OSS, Reni menuturkan jika pihak manajemen telah datang untuk menjenguk sekaligus menyampaikan jika perawatan korban sudah ditanggung BPJS.
Dikonfirmasi atas hal ini, Humas RS Bahteramas, Masyta menjelaskan, bahwa tidak benar jika para korban tidak diberikan obat. Sebab, pemberian obat rutin dilakukan melalui infus.
“Memang tidak diberikan obat dalam bentuk tablet, tetapi disuntikan melalui infus, jadi tidak benar jika dikatakan tidak diberikan obat,” singkatnya.