TIRAWUTA,MEDIAKENDARI.COM– Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), yang melibatkan murid Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS), kini disoal oleh publik.
Menyikapi protes publik tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dikmudora), Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra), Surya Adelina Hutapea mengatakan Sekolah Menengah Atas (SMA), saat ini bukan lagi wewenang dari kabupaten. Sehingga pemerintah, dalam hal ini Dinas Dikmudora menggambil kebijakan agar perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI), tahun ini menunjuk SMP dan MTS yang bakal mengisi kegiatan itu.
“Saya ingin melakukan terobosan baru. Sebab di Indonesia baru pertama kalinya Koltim melibatkan pelajar SMP dan MTS,” ungkap Surya dihadapan para wartawan Jumat (18/8/2017).
Adapun tahapan dari perekrutan peserta paskib itu sendiri, kata Surya, sangat ketat. kenapa tidak, pertama kalinya Koltim melibatkan pelajar SMP dan MTS perasaan takut dan was-was itu pasti ada. Sehingga penyeleksian terhadap pelajar sangat diperketat. Mulai dari perekrutan di sekolah, hingga sampai latihan selama 1 bulan.
“Saya sebagai kadis sangat was-was. Soalnya ini baru yang pertama kalinya melibatkan anak SMP dan MTS,” katanya.
Untuk latihan, lanjut dia, dimulai pada tanggal 17 Juli lalu, dan berakhir tanggal 15 Agustus, pada saat akan dilaksanakan pengukuhan pasukan paskib sebanyak 86 siswa yang terdiri dari pasukan 17, 45, dan pasukan 8. Alhamdulillah berkat kerja keras dari pelatih dari Kepolisian dan TNI, ketakutan kami semua terlewatkan.
“Syukur Alhamdulillah, ketakutan saya sebagai kadis akhirnya terlewatkan. Sebab kalau tidak, caci maki dari berbagai pihak pasti akan muncul dan mejelek-jelekan Dikmudora,” jelasnya
Untuk itu, istri bupati Koltim juga berharap kedepan dirinya bakal lebih serius lagi melibatkan pelajar dari SMP menjadi paskib pada HUT RI mendatang, dan bakal digilir kesemua kecamatan yang ada di Koltim. (Jaspin)