Oleh: Ardi Wijaya (Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta)
Sejarah mengukir ide serta gagasan beberapa tokoh bangsa yang dengan penuh ketulusan serta semangat juang tanpa pamrih memproklamirkan kemerdekaan sebuah negara bangsa yang setelah sekian lama dibelenggu oleh imperialisme. Momentum ini adalah akumulasi dari perjuangan bangsa Indonesia untuk memisahkan diri dari kolonialisme. Narasi panjang perjuangan menuju terwujudnya ide tersebut memiliki latar belakang historis yang diperankan oleh tokoh bangsa yang memiliki jiwa patriotik. Ada keringat dan air mata para pejuang yang bercucuran, ada darah para pejuang yang membasahi bumi pertiwi dalam citacita mewujudkan Indonesia merdeka.
Imajinasi yang dilandasi oleh pandangan kuat, menumbuhkan inisiatif membentuk sebuah negara yang di dalamnya bernaung beragam suku, bahasa, dan budaya lokal hingga kemudian melebur dalam satu kesatuan kebangsaan dengan mengikrarkan satu tekad yang sama yaitu berbahasa satu, berbangsa satu, dan bertanah air satu yaitu tanah air Indonesia.
Perjalan panjang menjadi sebuah bangsa telah melalui dimensi waktu, tidak terasa 74 tahun telah dilewati bersama dengan penuh suka dan duka. Tumbuh dalam dinamika proses yang dinamis hingga melahirkan generasi penerus peradaban, maka hendaknya kita semua sebagai pewaris sekaligus penikmat ide kemerdekaan tersebut dapat mengambil bagian untuk mengimplementasikan ide besar para pendahulu yang telah digagas dengan penuh optimisme bahwa kedepannya, Indonesia akan menjadi negara yang mampu berkompetisi dalam dunia internasional.
BACA JUGA:
- Diduga Lakukan Pelecehan Terhadap Anak Perempuan, Oknum Imam Mesjid di Kabupaten Konawe di Polisikan
- Tak Kunjung Diumumkan Putusan Sidang Etik Penyelenggara Pemilu di Kabupaten Konawe, Lira Sultra Pertanyankan Kinerja DKPP
- Selain ASN Fajar Meronda, Dugaan Terlibat Politik Praktis Lurah Tuoi dan Lurah Anggaberi di Facebook, Bawaslu Konawe Teruskan ke BKN dan KASN
Ekspektasi menjadi bangsa besar tentu tidak mudah, banyak rintangan dan permasalahan kompleks yang menjadi hambatan. Jika Merujuk pada data yang dilakukan oleh Survei Indobarometer pada bulan april 2017 ada beberapa pokok persoalan yang dihadapi oleh Indonesia, diantaranya adalah:
➢ Korupsi
Dalam bukunya yang berjudul “Korupsi Dalam Silang Sejarah Indonesia: Dari Daendels (1808—1811) sampai Era Reformasi Peter Carey” mengemukakan bahwa, korupsi telah terjadi dalam kurun waktu yang sangat lama, perang Jawa yang terjadi pada kisaran tahun (1825—1830) masehi juga disebabkan oleh korupsi. Akar dan struktur korupsi kontemporer Indonesia tidak hanya dimulai dari sejak republik berdiri, namun sudah mulai terbentuk pada era kekuasaan Daendels di Jawa.
Oleh karena itu, masalah korupsi adalah kejahatan klasik yang sampai saat ini terus menghantui kehidupan dalam konteks berbangsa dan bernegara. Kekhawatiran menyelimuti melihat media informasi tanah air yang hampir setiap saat didominasi oleh berita mengenai korupsi yang terus dilakukan oleh sebagian elit kita. Dari penyelewengan kebijakan yang dilakukan rasanya cukup jika dialokasikan membiayai fasilitas publik berupa kebutuhan pendidikan dan membangun infrastruktur yang dapat dinikmati oleh masyarakat, lebih jauh hal ini memiliki dampak buruk atas stigma terbentuknya kerangka psikologi masyarakat yang menaruh rasa pesimisme serta krisis kepercayaan kepada pemimpinnya.
Pada bagian ini, kita dapat menyoroti mengenai problem moral yang tidak dimiliki oleh sebagian elit yang memiliki peran mengelola kekuasaan. Jika dulu tokoh bangsa kita sering bertukar fikiran dalam ruangan tertutup, ide tersebut kemudian diimplementasikan untuk kebutuhan publik, buah dari kebijakannya dapat menyentuh hampir seluruh komponen masyarakat secara universal. Hal ini sangatlah kontras jika dibandingkan dengan lakon sebagian elit politik saat ini, yang ide primadonanya digaungkan pada khalayak umum, tetapi disisi lain untuk mewujudkan hal tersebut, disepakati di dalam ruangan sepi dan punya potensi untuk menjalin komunikasi yang berbasis pada kepentingan individu demi tujuan untuk menguntungkan diri sendiri.