Kendari

Pembagian Sembako Pemkot di Lalolara Diprotes Warga, Pelaku Usaha Mikro dan Janda Tidak Kebagian

843
ilutrasi pembagian sembako

Redaksi

KENDARI – Pembagian sembako Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari di Keluarahan  Lalolara, Kecamatan Kambu, Rabu 13 Mei 2020, mendapat protes keras dari warga lantaran ada warga yang  mestinya berhak mendapat bantuan sembako, tapi pada kenyataanya tidak memperoleh bantuan.

Kejadian tersebut terjadi saat mobil pengangkut sembako yang dikawal tim pembagi sembako Pemkot di Lorong Danuhasa, RT 02/RW 01, menurunkan bantuan sembako untuk salah satu warganya.

Tidak lama kemudian datanglah beberapa ibu-ibu menanyakan bantuan kepada tim penyalur yang dipimpin Camat Kambu Alda Kesatuan Lapae.

“Kenapa kami tidak diberikan bantuan padahal saya ini berhak atas bantuan tersebut, apalagi saya ini sudah lama tidak menjual sejak covid, kalau dibilang terdampak kamilah yang paling merasakan dampak corona ini, “ kata Tin yang juga bekerja sebagai penjual makanan.

Hal yang sama juga diungkapkan warga lain Asni, ia mengakui kalau dirinya tidak terdata oleh tim pendata dari kelurahan.“kasian saya pak, kenapa saya tidak dapat, padahal saya ini tinggal sendiri,” ungkapnya.

Di lorong Cumi-Cumi tepatnya di RT 4,  beberapa warga yang tidak memperoleh bantuan meski secara fakta mereka berhak mendapatkan sembako. “Tetangga saya sudah dapat sembako berulang-ulang, tapi saya kasian tidak pernah,” kata Waode Nuria.

Hal yang sama juga dikatakan kepala RT di lingkungan Kampus Baru, Mursalim, ia menjelaskan warga yang diusulkan  20 orang, tapi yang baru mendapat sembako hanya 15 orang, sementara sisasnya 5 orang masih menunggu bantuan tahap dua.

“Mudah-mudahan ada bantuan sembako tahap  dua, agar warga saya bisa merasakan sembako pemkot,” jelasnya.

Camat Kambu Alda Kesatuan Lapae yang dikonfirmasi  mengakui adanya protes warga, tapi ia   sudah mengakomdir warga yang belum kebagian sembako.

“Bagi warga yang tidak dapat sembako langsung kita minta KTP dan kartu keluarga agar segera di daftar sebagai calon  penerima,” jelasnya.

Ditanya soal munculnya protes, camat yang belum lama menggantikan La Mili sebagai Camat Kambu mengatakan tidak mengetahui jumlah  warga yang terdata. “Silahkan ditanyakan ke lurah, karena pihak lurah yang mengusulkan penerima sembako ke walikota,” tandasnya.

Lurah Lalolara  Polingai yang dikonfirmasi mengungkapkan data yang diusulkan  ke walikota hanya sekitar 40 kepala keluarga, tapi saat pembagian sembako banyak yang warga yang mengaku belum terdata dan berhak mendapat sembako sementara persediaan terbatas.

“Memang ada warga yang belum terdata, makanya kami akan mengakomodir kembali,” terangnya.

Sekda Kota Kendari, Nahwa Umar yang dikonfirmasi belum memberikan penjelasan lebih detail, karena dirinya belum mendapat laporan. “Maat sekali ya saya belum bisa berkomentar soal di Lalolara,” pungkasnya.

Anggota DPRD Kota Kendari dapil Kambu Rostina Tarimana yang dikonfirmasi mengatakan akan memperjuangkan warga yang belum mendapat sembako.

“Saya juga minta kepada lurah dan camat agar mengkomunikasikan secara baik-baik kepada warga, agar warga memahami kalau hak-hak mereka masih diperjuangkan,” ungkapnya.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version