FEATUREDOPINI

Pengaruh Penguasa Rakyat Menderita

862
×

Pengaruh Penguasa Rakyat Menderita

Sebarkan artikel ini

Dalam sebulan belakangan  ini pukulan ekonomi bertubi-tubi dirasakan oleh rakyat karena kenaikan berbagai komoditi kebutuhan hidup. BBM naik berkali-kali, harga beras terus merangkak, Disusul oleh telur dan daging ayam. Bahkan harga daging sapi sudah naik jauh sebelum puasa, dan tak kunjung turun hingga hari ini. Di sisi lain nilai rupiah terus melemah terhadap dolar.

Akibatnya, harga sejumlah komoditi impor ikut naik, sejumlah sektor  usaha pun terpukul. Anehnya, pemerintah berulang menyatakan sikap optimis, katanya, ekonomi Indonesia makin membaik. Pemerintah mengklaim angka kemiskinan justru menurun, badan pusat statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan  permaret 2018 sebesar 9,82 persen atau 25,95 juta jiwa adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Angka kemiskinan Indonesia pada september 2017 lalu, berada di level 10,12 persen dengan jumlah absolut sebesar 26,58 juta jiwa. Pada 2016  sebesar 10,70 persen atau sebesar 27,76 juta jiwa. (Tirto.id, 9/1/2018)

Pengamat kebijakan publik, Sudarsono Hadisiswoyo, mengingatkan bahwa negara ini pada dasarnya kaya raya dengan berbagai sumber daya alam  (SDA), namun sumber daya manusia (SDM) yang dikatakan pribumi masih kurang diberdayakan. Parahnya lagi hanya para cecunguk dan bangsa lain yang menikmati SDA negara ini.

Sanggupkah kita melihat ini ??? disaat jutaan rakyat tinggal menunggu jam, menunggu kematian karena kelaparan, jutaan rakyat mencari kerja hanya untuk menyambung hidup.

Pemimpin kita hanya mengurus kekuasaan, sampai harus memecah belah rakyatnya sendiri…!!! pemimpin kita hanya berwacana dan mempersolek citranya.

Alam kemerdekaan yang sudah lebih 65 tahun kita lakoni, ternyata belum mampu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh warga negara nya. Baru sebagian kecil saja anak bangsa yang mampu merasakan betapa indah nya kemerdekaan.

Selebih nya, sebagian besar  anak bangsa,  tetap saja berkutat dengan suasana hidup miskin , terjebak dalam pola kemelaratan dan kesengsaraan.

Ya, itulah kondisi saat ini dimana Kepala Negara (Pemerintah)  tidak mengurusi rakyatnya secara baik dan efisien.

Sehingga mengakibatkan angka kemiskinan melejit membuat rakyat tercekik oleh kenaikan  harga yang sengaja dinaikkan oleh penguasa. Di negeri ini telah lama terjadi  privatisasi sektor publik seperti jalan tol, air, pertambangan gas, minyak bumi dan mineral.

Akibatnya rakyat tak bisa menikmati itu semua, semua kandas, semua hancur, dan akhirnya berujung pada genggaman asing, yang padahal sejatinya adalah  milik kita semua. Padahal indonesia penghasil LNG cukup besar setara dengan 700 ribu barel minyak bumi per hari. Namun, politik dinegeri ini tidak berwawasan luas dan terlihat makin liberal.

Mengapa demikian..?, karena sudah jelas sistem yang dianut adalah bukan dengan sistem Islam. Padahal hanya islam lah yang dapat mengatasi seluruh problematika dalam kehidupan bertatanegara. Karena sejatinya islam bukan hanya mengurusi negara saja, tapi mulai dari kita bangun tidur sampai tidur lagi itu kita terikat pada hukum Allah.

Dengan sistem islam maka rakyat tidak akan ada satupun yang kelaparan, karena khalifah atau kepala negara tidak akan membiarkan satu orangpun yang menderita.

Maka dari itu sebagai kepala negara itu sangat sulit, karena banyak nya tanggung jawab dan rintangan  yang harus dia lakoni, bukan hanya satu atau dua saja.

Di dalam hadis Rasulullah saw: Akan ada bangkit khalifah mereka berkata: apa yang engkau perintahkan kepada kami, Dia Rasul berkata: penuhilah baiat pertama, maka yang pertama saja berikanlah mereka hak hak mereka, dan mintalah kepada Allah tentang apa yang milik kalian, sungguh Allah akan menanyai mereka tentang kepengurusan mereka atas kalian (Muttafaq Alaih).

Jadi apabila jika semua, cadangan minyak, gas, batubara, dan SDA yang lain dari seluruh negeri muslim didunia ini disatukan dan dikelola sesuai syariat Islam maka tidak akan terjadi kelangkaan gas seperti ini, beras mahal, dan lain lain. Negara akan mendistribusikan  SDA kepada rakyat secara murah, bahkan Cuma-Cuma alias gratis. Dan rakyat pun tak akan ada banyak yang kelaparan, karena sudah dicukupkan mulai dari SDA, SDM, dan lain sebagainya.

Inilah beberapa solusi islam terhadap kemahalan beras dan lain lain. Hal ini akan tertwujud manakala negeri ini mencampakkan sistem kapitalisme, dan kembali pada sistem pemerintahan Islam yakni Khilafah Islamiyah.

Oleh karena itu sejak saat ini setiap muslim harus bekerja keras mewujudkan kembali Daulah Islam adi daya yang akan mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru dunia dan mengawali perjuangannya dengan mengemban dakwah Islam.

Inilah tujuan yang sangat besar yang wajib ditempuh berani menanggung berbagai resiko penderitaan di jalannya, mencurahkan segenap kemampuan dan berjalan terus penuh tawakal kepada Allah tanpa menuntut imbalan apapun selain untuk meraih ridha Allah swt.


Oleh: Septiya Eka Rahayu
Alumni Mahad Al-abqary
(Konawe, Sulawesi Tenggara)

You cannot copy content of this page