New Delhi – Polusi udara akan memperpendek usia orang yang dilahirkan hari ini dengan rata-rata 20 bulan, dan akan sangat mengimbas kawasan Asia Selatan.
Laporan Global Air Report yang diterbitkan oleh Health Effects Institute di Amerika dan Universitas British Columbia di Kanada mengatakan, polusi udara adalah penyebab ke-5 paling besar yang memperpendek usia manusia. Jumlah korban bisa melebihi kematian yang disebabkan malaria, kecelakaan lalulintas, kekurangan gizi ataupun kecanduan alkohol.
Tetapi, tingkat kematian dini itu tidak sama di seluruh dunia. Orang yang dilahirkan di kawasan Asia Selatan akan mati 30 bulan lebih cepat karena adanya polusi udara, baik di dalam maupun di luar rumah.
Di kawasan Asia Timur, kata studi itu, polusi udara memperpendek usia dengan 23 bulan, dibanding hanya 20 minggu, atau sekitar lima bulan di kawasan Asia Pasifik dan Amerika Utara.
New Delhi, Ibu Kota dengan Polusi Udara Terburuk di Dunia
Laporan yang menggunakan data sampai tahun 2017 itu memperkirakan, apabila tingkat polusi udara bisa disesuaikan dengan petunjuk Organisasi Kesehatan Sedunia atau WHO, maka tingkat harapan hidup di Bangladesh bisa diperpanjang sampai 16 bulan, dan orang di India, Nigeria dan Pakistan bisa mengharapkan hidup lebih panjang satu tahun.
Walaupun ada usaha untuk mengurangi tingkat polusi, China merupakan negara yang paling tinggi tingkat kematiannya karena polusi udara. Tahun 2017 saja ada 852.000 orang yang meninggal karena penyakit yang disebabkan polusi udara.
Kelima negara yang tingkat kematiannya paling tinggi terdapat di Asia; yaitu China, India, Pakistan, Indonesia dan Bangladesh.
Polusi udara yang disebabkan penggunaan batu bara, kayu atau arang untuk memasak atau memanasi rumah, banyak terdapat di Asia Selatan, Asia Timur dan Afrika sub-Sahara. Hampir separuh penduduk dunia terkena polusi udara dalam rumah, termasuk 846 juta orang di India dan 452 juta di China. (ii)