KENDARI – Berdasarkan release data ekspor yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), presentasi nilai ekspor Sultra pada Agustus 2018 tercatat US$96,56 juta atau mengalami penurunan sebesar 22,60 persen dibanding ekspor Juli 2018 yang tercatat US$124,74 juta.
Kepala BPS Sultra Moh. Edy Mahmud mengatakan, volume ekspor volume ekspor Agustus 2018 tercatat 769,71 ribu ton atau mengalami kenaikan sebesar 4,71 persen dibanding ekspor Juli 2018 yang tercatat 735,09 ribu ton, Senin (03/08/2018).
“Sementara, volume ekspor Agustus 2018 tercatat 769,71 ribu ton atau mengalami kenaikan sebesar 4,71 persen dibanding ekspor,” ucapnya.
Ia menjelaskan, total ekspor Sultra Januari sampai Agustus 2018 mencapai 6.042,91 ribu ton atau senilai US$682,81 juta.
“Nilai impor Sultra pada Agustus 2018 tercatat US$74,32 juta atau mengalami kenaikan sebesar 21,12 persen dibanding impor Juli 2018 yang tercatat US$61,36 juta. Sementara, volume impor Agustus 2018 tercatat 155,61 ribu ton atau mengalami kenaikan sebesar 97,75 persen dibanding impor Juli 2018 yang tercatat 78,69 ribu ton,” paparnya.
Ia menambahkan, total impor Sulawesi Tenggara Januari-Agustus 2018 mencapai 741,21 ribu ton atau senilai US$513,96 juta.
“Presentasi pangsa pasar ekpor bulan Januari sampai Agustus yakni 92,74 persen dan yang terbesar itu pertama Tiongkok US$ 486,39 juta atau 71,23 persen, kemudian yang kedua India US$99,81 juta atau 14,62 persen dan yang ketiga Korea Selatan US$ 47,07 juta atau 6,89 persen,” paparnya.
“Share terbesar untuk total ekspor Januari hingga Agustus yakni besi dan baja sebesar US$477,65 juta atau 69,95 persen. Menyusul biji logam, terak dan abu sebesar US$172,27 juta atau 25,23 persen,” terang, Moh. Edy.
Sementara itu, nilai impor Sultra pada Agustus tercatat US$74,32 juta atau mengalami kenaikan sebesar 29,68 persen dibanding impor Juli yang tercatat US$61,36 juta.
“Ada tiga negara andalan Sultra sebagai negara pengimpor di Agustus diantaranya Singapura US$289,75 juta atau 56,38 persen, kemudian Tiongkok US$203,50 juta atau 39,59 persen, dan Malaysia US$12,71 juta atau 2,47persen,” cetusnya.
Lanjut Moh. Edy, total impor Sultra Januari sampai Agustus mencapai US$513,96 juta atau mengalami penurunan senilai 6,35 persen. Dan Share terbesar komoditas impor didominasi bahan bakar mineral sebesar 312,14 juta atau 60,73 persen, serta mesin dan pesawat mekanik US$70,07juta atau 13,63 persen.
“Untuk neraca perdagangan bulan Agustus lebih banyak impor di bandingkan ekpor sehingga mengalami surplus sebesar US$22,24, tetapi neraca perdagangan Januari sampai Agustus tetap lebih banyak impor sebesar US$513,96 juta sedangkan ekspor US$682,81 juta sehingga mengalami surplus sebesar US$168,86 juta,” tutupnya. (c)
Reporter: Waty