Reporter : Hasrun
BOMBANA – Kabag Humas PT Pancalogam Makmur (PLM), Wandi merasa aktivitas perusahaan tersebut tidak mempengaruhi hasil panen dan efektivitas petani yang menggarap sawah di areal pertambangan, tepatnya di Desa Wumbubangka, Kecamatan Rarowatu Utara, Kabupaten Bombana.
Hal itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, para petani di areal pertambangan emas itu mampu memetik hasil panen hingga tiga kali dalam satu tahunnya.
“Pada intinya di Desa Wumbubangka petani panen tiga kali dalam satu tahun dan tidak mempengaruhi hasil petani,” kata Wandi, Minggu 13 Desember 2020.
Ia juga mengatakan, beberapa waktu lalu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bombana sudah turun ke lapangan untuk melihat langsung kondisi jalur irigasi di wilayah perusahaan yang turun ke persawahan petani.
“Kemarin kita juga sepakati bersama warga, sebelum petani turun sawah untuk menanam perusahaan akan menormalisasi kali. Satu tahun tiga kali normalisasi,” ungkapnya.
Lanjutnya, dalam proses penanaman hingga perawatan tanaman, petani di desa tersebut selalu menghubungi pihak perusahaan jika membutuhkan air untuk mengairi sawah mereka.
“Setelah itu kita cek lagi di lapangan jika ada yang menutup aliran air yang turun ke sawah petani. Kalau ada yang tutup kita bukakan,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris DLH Bombana, Makmur Darwis mengantakan, beberapa waktu lalu pihaknya turun lapangan di wilayah PT Pancalogam Makmur untuk menindaklanjuti aduan masyarakat terkait dengan pengalihan sungai dan kurangnya air yang mengalir ke sawah warga.
“Setelah kita kita cocokan dengan foto, ternyata tidak ada pengalihan sungai di titik itu, yang ada di bagian atas. Dan dari keterangan perusahaan bukan mereka yang alihakan. Tetapi orang lain yang melakukan penambangan di luar wilayah PT PLM,” kata Makmur.
Tak sampai disitu, pihaknya juga melakukan wawancara terhadap warga (petani) di wilayah tersebut jika kekurangan air dan dapat mempengaruhi afektifitas panen.
“Ternyata mereka bilang mereka panen tiga kali setahun. Kalau mereka kekurangan air mereka hubungi perusahaan,” ujarnya
Atas kunjungan lapangan tersebut, lanjut Makmur, terjadi kesepakatan antara perusahaan dan petani. Diantarnya perusahaan akan melakukan normalisasi kali dalam satu kali tanam.
“Kan ada irigasi itu harus di normallisasi, supaya bagus aendapanya. Kita arahakan lagi untuk membuat sendimen pont. Dalam waktu dekat kita akan turun lagi untuk melihat sungai yang di alihkan masyarakat yang menambang dan airnya mengalir ke tempat laur,” pungkasnya. (2).