FEATUREDKESEHATAN

Puskesmas Kandai Akan Sosialisasi Ulang ke Sekolah yang Menolak Vaksinasi MR

806

KENDARI – Puskesmas Kandai, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) akan menjadwalkan ulang untuk melakukan sosialisasi imunisasi Measles Rubella (MR) kepada pihak sekolah yang menolak vaksinasi.

Kepala Puskesmas Kandai, dr. Sunarni mengatakan, imunisasi MR dilakukan mulai 1 Agustus hingga 31 September 2018. Untuk bulan Agustus pihaknya akan fokus imunisasi MR sedangkan September untuk Posyandu.

“Kami akan menangani sekolah-sekolah seperti Paud, SD, SMP, dan SMA, kemudian sasaranya dari umur 9 bulan sampai dibawah umur 15 Tahun,” paparnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (14/08/2018).

Dalam proses imunisasi MR, lanjutnya, pihaknya masih mendapatkan beberapa penolakan untuk memberikan suntikan vaksin tersebut.

“Ada beberapa penolakan dari orang tua murid terutama tentang status halal dan haramnya,” lanjutnya.

Sunarni mengatakan, sekarang sisa dua sekolah yang belum dilaksanakan imunisasi MR dan setelah itu pihaknya akan menjadwalkan ulang untuk mensosialisasikan kepada orang tua murid.

“Kami akan turun langsung ke sana dan manfaat dari vaksib tersebut,” ucapnya.

Lanjutnya, untuk yang menolak sama sekali itu baru satu sekolah yakni SDN 14 Kendari.

“Karena saat sosialisasi atau kampaye imunisasi MR di Kantor Kecamatan yang diundang hanya lurah dan perwakilan sekolah sehingga mungkin orang tua murid belum paham,” lanjutnya.

Kata dia, ada beberapa informasi hoax yang dibaca di Facebook sehingga orang tua terpengaruh bahwa vaksin tersebut berbahaya, padahal penyakit tersebut muncul karena mereka belum di vaksin.

“Kita tidak akan melakukan imunisasi ketika ada kontraindikadisi atau dalam keadan sakit seperti deman, batuk, dan flu,” katanya.

Dia juga mengajurkan bahwa, lebih baik kita mencegah dari pada mengobati.

“Ketika kita dikena dengan penyakit Rubella bagi umur dewasa itu hanya penyakit biasa tetapi kalau sudah menularkannya atau ibu hamil yang terinveksi rubellah maka anaknya dalam kandungan bisa saja tidak selamat, keguguran, lahir mati, dan cacat,” cetusnya.(a)


Laporan : Hendrik B

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version