BREAKING NEWSKendariSULTRA

Ratusan Massa Desak Penangkapan Gus Fuad Plered

411
×

Ratusan Massa Desak Penangkapan Gus Fuad Plered

Sebarkan artikel ini

KONAWE, Mediakendari.com – Ratusan massa yang tergabung dalam Konsorsium Pendukung Al Habib Idrus Bin Salim Aljufri Sulawesi Tenggara menggelar aksi unjuk rasa damai di Mapolres Konawe pada Selasa, 8 April 2025. Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap ujaran kebencian yang diduga dilakukan oleh seorang warganet bernama Muhammad Fuad Riyadi, alias Gus Fuad Plered.

Dalam aksi yang berlangsung tertib, massa membawa spanduk, poster, dan menyerukan yel-yel dukungan terhadap perjuangan dakwah dan pendidikan yang diwariskan oleh Guru Tua, sapaan akrab Habib Idrus. Mereka mengecam keras pernyataan yang dianggap menghina martabat ulama besar asal Sulawesi Tengah tersebut.

“Kami tidak tinggal diam terhadap penghinaan ini. Guru Tua adalah tokoh besar, pendiri Alkhairaat, dan pejuang kemerdekaan. Tindakan Fuad Plered tidak hanya menghina satu tokoh, tetapi juga menyakiti perasaan umat Islam di seluruh Indonesia,” tegas salah satu orator.

 

Konsorsium menyampaikan tiga tuntutan dalam pernyataan sikap resminya:

1. Mengutuk keras tindakan penghinaan oleh Fuad Plered terhadap Guru Tua.
2. Mendukung langkah hukum yang ditempuh Pengurus Besar Alkhairaat di Palu.
3. Mendesak aparat Kepolisian Republik Indonesia segera menangkap dan memproses Fuad Plered sesuai hukum yang berlaku.

Pernyataan Kontroversial Gus Fuad

Gus Fuad menjadi sorotan usai video pernyataannya viral di media sosial. Dalam video tersebut, ia diduga menyebut Habib Idrus bin Salim Aljufri sebagai “monyet” dan “pengkhianat.” Ucapan tersebut memicu kemarahan luas, terutama dari kalangan keluarga besar Alkhairaat dan umat Islam di berbagai wilayah.

Pengurus Besar Alkhairaat menyatakan akan menempuh langkah hukum dan mempertimbangkan proses peradilan adat terhadap Gus Fuad atas penghinaan tersebut.

Guru Tua: Ulama Pejuang dan Pelopor Pendidikan

Habib Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua dikenal sebagai tokoh karismatik yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui jalur dakwah dan pendidikan. Ia mendirikan Alkhairaat pada tahun 1930 di Palu, Sulawesi Tengah, yang kini menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di kawasan timur Indonesia.

Pemikiran Guru Tua yang religius, nasionalis, dan progresif menjadikan Alkhairaat sebagai lembaga pendidikan sekaligus wadah pemberdayaan masyarakat. Di bawah kepemimpinannya, Alkhairaat turut mengobarkan semangat melawan penjajah, baik Belanda maupun Jepang.

Menurut data Muktamar IX Majelis Pendidikan Alkhairaat (2008), lembaga ini telah memiliki lebih dari 1.500 madrasah di berbagai provinsi, termasuk Sulawesi Tengah (1.109 sekolah), Sulawesi Utara (195), dan Maluku (162). Universitas Alkhairaat (UNISA) juga didirikan pada 1963 di Palu.

Atas jasa-jasanya, pemerintah menganugerahkan penghargaan Maha Putra Adiwardana kepada Guru Tua, sebagai pengakuan atas kontribusi besar dalam pendidikan dan perjuangan kemerdekaan tanpa kekerasan.

Laporan: Redaksi

You cannot copy content of this page