WAKATOBI – Dinilai Bupati gagal memimpin, Aliansi Pemerhati Masyarakat Wakatobi, demo paparkan kegagalan Pemerintahan Kabupten Wakatobi yang dinilai tidak mampu merealisasikan program Wakatobi Bersinar yang merupakan program dan janji H Arhawi dan Ilmiati Daud.
Para demonstran yang mengatas namakan Aliansi Pemerhati Masyarakat Wakatobi itu, menggunakan Soud System dan Costum #2020 Ganti Bupati, dengan masa aksi puluhan orang.
Pemaparan melalui orasi yang disampaikan para mahasiswa, meminta kepada Bupati untuk membuktikan janjinya bersama Ilmiati Daud.
Menurut para demonstran, program Wakatobi bersinar belum ada kejelesan realisasinya, apalagi kondisi perekonomian kabupaten Wakatobi yang kian mengharukan.
“Sudah terbukti telah gagal memimpin Wakatobi, Nawacita yang dijanjikan pada masa kampanye tidak terbukti. Hingga kini tidak ada dampak positif untuk masarakat wakatobi,” ungkap salah satu masa aksi, Emen, tepat dua tahun masa kepemimpinan Arhawi-Ilmiati, Kamis, (28/6/2018).
Perputaran uang yang menurut pengakuan Bupati Wakatobi, Arhawi 40 M setiap perbulanya, dikecam oleh masa aksi, pasalnya, dari hasil konfirmasi kepedagang rata-rata mengeluh, ada perbedaan transaksi jual beli dari masa pemerintahan sebelumnya, yang kini menurun drastis.
“Wakatobi ini lesuh dari bidang ekonomi, dimasa kepemimpinan sebelumnya jualan Ubi kayu satu gepek bisa dengan harga 150 ribu dan masih dianggap murah oleh masyarakat, sekarang tinggal berkisar paling tinggi 50 ribu dan itu dianggap sangat mahal oleh masyarakat kita, sehingga yang dulu, dari harga 150 yang dianggap murah, dan sekarang harga 50 dianggap sangat mahal, kami menilai ada pergeseran transaksi Ekonomi, yang menurun signifikan,” ungkap Rozik Arifin melalui Orasinya.
Kendati demikian, Arhawi mengatakan, Pemerintah daerah telah mempertanggungjawabkan Anggaran Daerah setiap tahunya, melalui DPRD dan Kemendagri yang sudah terevaluasi semua.
Untuk Kabupaten Wakatobi Menurut Arhawi, Gerak ekonominya sangat baik, dibanding daerah-daerah lain yang memiliki tambang, yang ketika tambang itu tutup pertumbuhan ekonomi lansung melambat.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Wakatobi yang mengalami peningkatan setiap tahun, dari pemerintahan sebelumnya hanya mencapai angka 600 M, kini sudah mencapai angka 800 M, dimasa Pemerintah Arhawi-Ilmiati.
“Dari pengelolaan APBD Pemerintah daerah itu ada mekanismenya, olehnya itu kita sangat hati-hati dalam pengelolaan anggaran itu, sehingga kita bisa laksnakan sesuai dengan regulasi,” cetus Arhawi pada saat hering dengan masa aksi.
Peningkatan APBD Kabupaten Wakatobi disetiap tahunya, perlu menjadi kajian Pemerintah Daerah. Peningkatan hingga 800 M tersebut, tidak begitu dirasakan masyarakat. Contohnya para pedagang seperti yang diungkapkan para demonstran. Dibanding sebelumnya hanya pada angka 600 M cukup dinikmati masyarakat dan mampu meningkatkan transaksi ekonomi masyarakat.
Sebagai pemerintah, tentu ada kekurangan dan kelebihanya. Mahasiswa yang tergolong sebagai agent of Control tentunya berada dalam garda terdepan untuk hadir sebagai pengontrol dari kebijakan pemerintahan.