OPINI

Sekolah Gratis di Wajah Pendidikan Kita

568
×

Sekolah Gratis di Wajah Pendidikan Kita

Sebarkan artikel ini
Ketua IKA Alumni Pasca Sarjana Unifa

Oleh : Rusli

Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2019 salah satu hari  untuk memperingati kelahiran Ki Hajar Dewantara yang Merupakan Seorang tokoh yang menjadi pelopor pendidikan Indonesia sekaligus pendiri dari lembaga pendidikan Taman Siswa. semoga cita-cita dan juga harapan seluruh dari pendidikan di indonesia damai, generasi membanggakan dan sejahtera. Sehingga pengetahuan yang anda dapat akan meninggalkan kesan, pentingnya sebuah pendidikan bagi setiap bangsa, termasuk negeri kita Indonesia. Pendidikan kemanusiaan yang baik akan membangun pemikiran kritis terhadap kejanggalan semacam ini, dan memberikan perspektif menyeluruh yang mungkin sebelumnya tidak terlihat Masalah pendidikan saat ini bisa dikatakan memperhatikan karena kondisi  bahkan masalah yang ada seputar pendidikan itu sendiri.

Hal ini disebabkan karena asumsi publik yang menyatakan bahwa masalah pendidikan adalah masalah pemerintah. Namun masalah sesungguhnya terletak bukan hanya pada biaya pendidikan yang selama ini mahal, tetap juga pada paradigma pendidikan yang digunakan. Paradigma sendiri adalah cara pandang terhadap manusia, dunia sosial, dan dunia alamiah yang menentukan cara berpikir seseorang. Dalam bidang pendidikan paradigma menentukan semua aktivitas ajar mengajar yang terjadi di kelas, maupun di luar kelas. Saat ini yang sedang kita rasakan ialah ketertinggalannya mutu pendidikan dengan bangsa lain. Baik itu pendidikan formal maupun nonformal apalagi di era sekarang ini adalah era industry 4.0 yang  membutuhkan sumber daya manusia yang tidak hanya mengandalkan kemampuan teknis saja Tantangan pendidikan ke depan adalah bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang tidak akan tergantikan dengan mesin. Hal tersebut dapat dibandingakan dengan strandart mutu pendidikan yang ada pada negara lain.

Banyak dilihat pendidikan dipelosok desa yang semakin memprihatinkan keadannya dengan ketidak lengkapannya sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan pendidikan tersebut. Pendidikan ini adalah  dimensi-dimensi lain di dalam diri manusia tersebut antara lain kemampuan yang terkait dengan rasa kemanusiaan dan seni, yang notabene sangatlah penting bagi penciptaan kehidupan bersama yang harmonis. Kedua hal tersebut akan bermuara pada kemampuan praktis untuk berpikir kritis, kemampuan untuk mentransendensi kesetiaan sebagai warga lokal, serta kemampuan untuk melihat masalah tidak sebagai anggota dari satu kelompok kecil saja, tetapi sebagai bagian keseluruhan. Dan mungkin ini adalah yang terpenting, kemampuan untuk merasa simpati melihat penderitaan orang lain, dan kemudian terdorong berbuat sesuatu untuk mengubahnya.

Oleh karena itu pengembangan pikiran sebagian besar dilakukan di sekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi melalui bidang studi-bidang studi yang mereka pelajari. Pikiran para siswa/mahasiswa diasah melalui pemecahan soal-soal, pemecahan berbagai masalah, menganalisis sesuatu serta menyimpulkannya. Dalam hal ini juga dapat dicarikan solusi tentang masalah yang telah sebelumnya diuraiakan di atas ialah Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru dan akademisi pendidik.Jika jawaban dari sebuah pertanyaan tersebut dibenarkan maka yang terjadi ialah pemunculan sebuah kata-kata yaitu sebuah kebodohan belaka karena banyak yang beranggapan bahwa pendidikan di kota memiliki kualitas yang baik itu semua masih belum dapat dibuktikan dengan semakin maraknya tawuran antar pelajar di wilayah kota-kota besar, terutama ibu kota.

Pada beberapa tahun belakangan, banyak muncul iklan tentang sekolah gratis di televisi. Sepercik harapan akan perbaikan kualitas manusia Indonesia pun hadir. Namun harapan tersebut tampaknya dibarengi dengan skeptisisme. Sekolah gratis menjadi sia-sia, jika paradigma yang digunakan di dalam pendidikan masih menggunakan paradigma lama. Inilah yang harus menjadi perhatian kita bersama agar masalah pendidikan yang ada d negara ini bisa teratasi dengan baik karena adanya kerja sama yang dilakukan oleh pemerintah pusat, dearah dan kabupaten, karena melihat realitas yang ada dilapangan ada sekolah yang tidak di lengkapi oleh fasilitas bantuan yang sudah di anggarkan oleh pemerintah pusat tetapi tidak karena hanya dilakukan secara sporadis sehingga tidak kunjung selesai.

You cannot copy content of this page