KENDARI – Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan aksi dibeberapa titik vital Kota Kendari dan berakhir di Kantor DPRD Sultra guna melakukan refleksi atas kenaikan nilai tukar dolar ke rupiah yang hampir menyentuh angka Rp 15 per 1 $.
Dalam forum hering di DPRD Sultra, Korlap Aksi Muhammad Ridwan menyampaikan beberpa tuntutannya diantaranya, DPRD dapat menghadirkan Bank Indonesia untuk menjelaskan tingginya nilai dolar terhadap rupiah, menjelaskan kelangkaan BBM bersubsidi dengan menghadirkan Pertamina, mengurangi perjalanan anggota DPRD Sultra ke luar kota.
“Kami meminta agar DPRD Sultra dapat menghadirkan BI untuk menjelaskan nasib rupiah hari ini, untuk menjadi bahan refleksi DPRD Sultra untuk dibawa ke pusat, karena masalah jatuhnya nilai tukar rupiah ini sangat berdampak fatal bagi ekonomi kita dan ini perlu penanganan serius dari pemerintah, kita tidak ingin tragedi krisis kembali menimpa negeri ini,” tukasnya.
Selain itu, meminta kepada DPRD Sultra untuk menyampaikan kepada pemerintah pusat dan pihak-pihak terkait agar mengantisipasi terjadinya penimbunan BBM dan upaya-upaya menyimpang lainnya agar harga-harga tetap stabil sesuai amanat UU Nomor 21 tentang mineral dan gas bumi.
“Kami juga mendesak kepada pemerintah untuk meninjau kembali aktivitas impor yang menggangu kedaulatan pangan tolong disampaiakan itu,” tegasnya.
Menaggapi itu Wakil Ketua Komisi III DPRD Sultra, Sarlinda Mokke kepada Mediakendari.com mengatakan asapirasi mahasiswa itu akan diproses secepatnya, permintaan memanggil BI akan dijadwalkan secepatnya.
“Kami akan agendakan secepatnya untuk memanggil BI, minggu depan ya kami usahakan, kalau perjalanan keluar kota itu karena kepentingan membawa aspirasi ke pusat dan itu menggunakan uang pribadi kami dulu kemudian kami laporkan,” ucapnya (13/9).
Kemudian kata Sarlinda terkait kelangkaan BBM, pihaknya akan memenggil dinas terkait serta Pertamina untuk menjelaskan.
“Kami menyahuti tuntunan IMM ini dan akan memanggil pihak terkait, apakah BBM Subsidi ini terjadi penimbunan. Kami juga sebenarnya sangat geram dengan kelangkaan BBM subsidi ini karena sering terjadi setiap saat. Pertamina dan migas harus menjelaskan ini kepada kami, yang ditakutkan jangan sampai ada yang memanfaatkan situasi ini untuk memperkaya diri sendiri dengan melakukan penimbunan,” tutup politisi Partai Demokrat Sultra ini.
Setelah menggelar diskusi dengan DPRD Sultra, puluhan peserta aksi IMM perlahan membubarkan diri dengan tertib.