KENDARI – Pada masa lalu perempuan hanya berperan di lingkup rumah saja, namun saat ini mulai berkembang dengan tidak di rumah saja melainkan juga sebagai, pengacara, guru, politkus, pemberdaya masyarakat.
Demikian dikatakan Ketua Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Kota Kendari, Sri Lestari Sulkarnain, saat memaparkan materinya dalam dialog perempuan. Ia mengatakan,saat ini banyaknya ruang yang bisa diisi oleh perempuan untuk berkarya, sehingga menjadikan perempuan sebagai agen of change atau agen perubahan
“Perempuan adalah agen perubahan yang turut memberikan kontribusi positif dalam berbagai isu di dunia seperti, politik, ekonomi, kesehatan dan lain-lain,” ujarnya, Rabu 12 Januari 2022
Baca Juga : Kadis Pariwisata Sultra Diperpanjang Jabatan Sekdanya di Koltim
Selain itu, perempuan juga memiliki peran vital sebagai garda terdepan pendidikan generasi peradaban, sebagaimana ada ungkapan bijak mengatakan bahwa, perempuan adalah tiang negara, apabila perempuan itu baik sesuai dengan tuntunan syariat dan petunjuk ilahi, maka baiklah seluruh sendi kehidupan
“Akan berkarir apa atau menjadi ibu rumah tangga, wanita wajib berpendidikan karena ia akan menjadi Ibu dan Ibu-Ibu cerdas akan menghasilkan anak-anak cerdas,” sambungnya
Hal itulah yang menjadi salah satu tolak ukur perubahan bagi bangsa dan negara, sebab dari perempuanlah generasi bangsa itu dapat tercipta dan menjadi pelita dalam kegelapan yang dapat berkontribusi besar dalam kehidupan bernegara
Baca Juga : AJI Kendari dan IJTI Sultra Gelar Aksi Solidaritas di Pengadilan Negeri Kendari
Dialog perempuan digelar oleh Himpunan Mahasiswa Program Sturdi Ilmu Politik (HMPS IP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO) dengan mengangkat tema, “Peran Perempuan Sebagai Pilar Peradaban Bangsa” yang berlangsung di aula FISIP Lakilaponto.
Di tempat yang sama Komisiaris KPU Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Ade Suerani ST mengatakan, dalam pemilu peran perempuan sangat penting dan dapat diperhitungkan baik dari aktor utama maupun aktor pendukung, sebab itu bisa menjadi salah satu pendorong bagi kemajuan bangsa
Bila dilhiat berdasarkan data 2019 perempuan lebih unggul dalam berpartisipasi memilih dibanding dengan laki-laki, bila diakumulasi secara keseluruhan tercatat perempaun yang memilih mencapai 863.248 sedang laki-laki hanya 860.255
Untuk itu, perempuan bisa memanfaatkan potensi yang ada dengan kemampuan yang dimiliki dalam menjamin hak-hak perempuan dalam bernegara
“Terlebih dalam hal ini kita harus menyiapkan diri kita untuk mampu mengukur kemampuan kita dalam melangkah maju kedepan dalam persaingan di dunia politik agar bisa menjadi pilar kebangsaan yang dapat mendongkrak perkembangan negara baik dari ekonomi, politik maupun pendidikan,” tambahnya
Selan itu, partisipasi perempuan dalam pemilu juga baik sebagai pemilih, peserta ataupun penyelenggara wajib didukung secara penuh dari, fisik, mental, finansial juga sosial oleh keluarga, lingkungan kerja pemerintah daerah, media massa dan lingkungan masyarakat
Sehingga bisa melahirkan terobosan dan inovasi baru dalam bentuk-bentuk afirmasi terhadap perempuan dalam pemilu dikemudian hari
Ade Suerani berpesan untuk perempuan harus menjaga kepercayaan bertanggung jawab atas amanah yang diberikan oleh keluarga, lingkungan kerja, dan publik secara luas agar suara perempuan tetap terjaga dan tidak melahirkan stikma-stikma buruk di masyarakat serta menunjukan bahwa perempuan juga mampu menjadi pemimpin yang dapat mengarahkan Indonesia jauh lebih baik.
Penulis : Muhammad Ismail