NEWS

Tim Jelajah JKW PWI Menggapai Atap Dunia di Indonesia

982
×

Tim Jelajah JKW PWI Menggapai Atap Dunia di Indonesia

Sebarkan artikel ini

JAMBI – Tim Jelajah Kebangsaan Wartawan-Persatuan Wartawan Indonesia (JKW-PWI) yang terdiri dari Agus Blues Asianto, Yanni Krishnayanni, Indrawan Ibonk dan Sony Wibisono sudah menginjakkan roda motornya di Desa Mekar Jaya, Kayu Aro, Jambi pada hari Senin (8/11/2021).

“Dan kami menginap di Homestay Nayla, untuk beristirahat,” kata Agus Blues Asianto.

Hari Selasa (9/11/2021) pagi sekitar pukul 08:00 Wib, Yanni Krishnayanni akan memulai pendakian tujuh gunung tertinggi di Indonesia yang masuk dalam program JKW-PWI.

Sebagai gunung pertama dari tujuh gunung tersebut, Yanni bersiap mendaki Gunung Kerinci.

“Nanti Yanni dipandu oleh seorang porter lokal bernama Andrean untuk mendaki gunung yang memiliki ketinggian sekitar 3805 MDPL (Meter Diatas Permukaan Laut.Red),” jelas Agus Blues Asianto.

Sementara menunggu Yanni mendaki yang diperkirakan sampai hari Kamis mendatang (11/11/2021), tiga rekan Yanni di Tim JKW-PWI akan melakukan eksplore wilayah disekitar Gunung Kerinci sehubungan dengan laporan perjalanan Tim JKW-PWI, seperti memotret tempat pariwisata setempat atau fasilitas umum warga setempat.

“Laporan kami nanti akan kami bukukan seusainya tim kami kembali ke Jakarta,” tutur Agus Blues Asianto.

Sebelum mencari wilayah Desa Mekar Jaya, Kayu Aro, Jambi ini, Agus Blues Asianto menceritakan perjalanannya yang dimulai pada hari Minggu, 7 November 2021. Tim berangkat dari penginapan Dadari, Ketahun (Bengkulu Utara) menuju ke Penginapan Aroma, Sungai Penuh, Jambi.

“Perjalanan dari Ketahun menuju Sungai Penuh, melintas hutan dengan di kanan kirinya tebing dan jurang, sempat menjumpai 4 tebing sejauh sekitar 200-an meter yang habis menutup badan jalan,” jelas Agus Blues Asianto.

Selain itu juga menurut Agus, ada banyak badan jalan yang longsor akibat tergerus air hujan.

“Sementara Tim JKW-PWI saat berada di dalam hutan di malam hari, dan motor hanya bisa dipacu paling maksimal 25km/jam. hal ini lantaran badan jalan tertutup tanah merah yang bercampur air hujan. Kalaupun ada keberuntungan, malam itu tidak dihadirkan hujan atau gerimis,” papar Agus.

Bagaimana cerita menarik perjalanan Tim JKW-PWI berikutnya? Yuk kita nantikan bersama.

 Penulis : Redaksi

You cannot copy content of this page