FEATUREDOPINI

Tsunami Politik Menggulung Putra Sang Cawagub Sultra

715
×

Tsunami Politik Menggulung Putra Sang Cawagub Sultra

Sebarkan artikel ini

Ajang perhelatan politik mencari 01 Sulawesi Tenggara (Sultra) telah siap digelar. Berbagai jurus ampuh dikeluarkan oleh sang kandidat demi meraih kursi Gubernur. Tiga kandidat siap bertarung di 27 Juni 2018 mendatang.

Pasangan Calon (Paslon) nomor urut satu diduduki oleh Ali Mazi berduet dengan Lukman Abunawas dengan mengusung akronin AMAN. Nomor urut dua diambil oleh Paslon Asrun – Hugua berakronim SURGA. Sedangkan nomor urut tiga ditempati Pasangan Rusda Mashmud – Sjafei Kahar dengan akronim RAISA.

Disaat lagi menggenjot elektabilitas, Calon Gubernur dari Paslon nomor urut dua terpaksa harus “menjanda”. Karena si pasangan (Asrun, red) dipinjam oleh KPK dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) bersama putra mahkotanya yang sekaligus Wali Kota Kendari, Adriatma Dwi Putra.

Elektabilitas yang dahulu tinggi terpaksa terjun bebas. Sehingga yang dipastikan kuat bertarung di panggung Pilgub Sultra hanyalah Ali Mazi – Lukman Abunawas dan Rusda Mahmud – Sjafei Kahar.

Perlahan, elektabilitas pasangan nomor urut tiga itu mulai naik signifikan. Aktivitas-aktivitas politiknya mulai masif dilakukan. Berbagai agenda turun ke rakyat makin intens dilakukan. Relawan-relawan RAISA satu per satu mendeklarasikan diri untuk memperkuat barisan.

Namun sayang, tepatnya satu minggu Ramadhan ini terjadi kembali “Tsunami Politik” di Sultra. Tak disangka, gelombang tim anti rasuah ini menggulung putra mahkota Sang Cawagub Sultra setelah sebelumnya menyeret nama salah satu kandidat Cagub dan putra mahkotanya.

Agus Feisal Hidayat, Bupati Buton Selatan (Busel) sekaligus anak dari Calon Wakil Guberbur Sultra, LM Sjafei Kahar di OTT oleh KPK tepat satu tahun dirinya menjabat. Anak dari pasangan Cagub Rusda Mahmud ini ditangkap dengan suap proyek yang diduga untuk pendanaan politik.

Pengamat Politik Sultra, Eka Suaib menilai, tertangkapnya putra sang Cawagub ini akan merubah konstelasi politik. Apalagi Busel merupakan lumbung suara dari Paslon nomor tiga.

“Kantong suara di sana pasti berkurang, apalagi masyarakat sekarang sudah cerdas,” ujar Pengamat Politik Sultra, Eka Suaib kepada Detiksultra via telepon pada Rabu malam (23/5/2018).

Menurut Eka Suaib, perubahan Konstelasi Pilgub Sultra akan sangat besar, apalagi Agus Feisal sebagai pucuk pimpinan tertinggi di Busel yang memiliki keterkaitan langsung kepada pemilih dan juga merupakan publik figur.

Kemungkinannya, Paslon Ali Mazi – Lukman Abunawas yang meraih keuntungan akibat OTT KPK tersebut. Karena anjloknya suara nomor urut tiga di Buton Selatan akan mengalir deras ke AMAN. Selain Ali Mazi putra dari Kepton, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Buton selatan yang baru saja dilantik diketahui berperahu Partai Nasdem. Maka mesin politik Nasdem dipastikan akan bermain kuat untuk mendulang suara di Buton Selatan.


Penulis: Jubirman (Pengurus KAHMI Konkep)

You cannot copy content of this page