Redaksi
BAUBAU – Belum adanya kebijakan konversi minyak tanah ke gas elpiji 3 Kilogram (Kg) membuat masyarakat Kota Baubau bergantung pada keberadaan tabung gas ukuran 5,5 Kg, 12 Kg, dan ukuran 50 Kg atau minyak tanah. Meski harganya relatif cukup mahal.
Kondisi ini membuat sebagian warga mempertanyakan kapan program konversi ini bisa dinikmati warga di Eks Pusat Kesultanan Buton ini. Opini publik sempat bergulir jika belum dilaksanakannya program konversi ini karena terhambat kebijakan subsidi yang belum disetujui Pemkot Baubau.
Terkait hal ini, Unit Manager Communication & CSR MOR VII M. Roby Hervindo mengungkapkan, jika kebijakan konversi minyak tanah ke gas elpiji 3 Kg memang belum dijalankan di wilayah tersebut.
Baca Juga : Subsidi Hambat Beredarnya Tabung Gas Elpiji 3 Kg di Baubau
Untuk kebijakan ini sendiri, merupakan kewenangan yang dikeluarkan pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) dan dilaksanakan oleh Pertamina.
Olehnya itu, kata Roby, untuk belum adanya program konversi minyak tanah ke gas di Kota Baubau ini, bukan disebabkan karena Pemkot tidak menyetujui kebijakan subsidi pada program konversi, tapi karena belum adanya kebijakan dari Kemen ESDM.
“Untuk wilayah Kota Baubau, Kemen ESDM memang belum melaksanakan program konversi dari minyak tanah ke elpiji. Sehingga di Baubau, Pertamina masih menyediakan minyak tanah subsidi,” jelas M. Roby Hervindo saat dikonvirmasi via WhatsApp, Kamis (24/1/2019).
Menurut Roby, secara prosedur program konversi ini bisa dilaksanakan berdasarkan usulan Pemda Baubau ke Kemen ESDM. Dan jika disetujui maka masyarakat di eks Pusat Kesultanan Buton ini bisa merasakan program konversi ini.
“Pemda mengusulkan ke Kementerian ESDM untuk dilaksanakan konversi di wilayahnya. Jika disetujui, Pertamina akan ditunjuk sebagai pelaksana konversi,” tambahnya.
Dijelaskannya juga, jika program konversi minyak tanah ke elpiji ini akan dilaksnakan, Pertamina akan menggelar sosialisasi secara menyeluruh untuk masyarakat.
“Umumnya, sebelum dimulai program ini akan di sosialisasi terlebih dahulu ke masyarakat,” tutupnya.
