BREAKING NEWSKendariSULTRA

140 Jemaah Umrah Asal Sultra Jadi Korban Penelantaran Travel Smarthajj, Dua Orang Meninggal Dunia

1618
×

140 Jemaah Umrah Asal Sultra Jadi Korban Penelantaran Travel Smarthajj, Dua Orang Meninggal Dunia

Sebarkan artikel ini

 

Sulawesi Tenggara, mediakendari.com – Sebanyak 140 jemaah umrah asal Sulawesi Tenggara menjadi korban penelantaran oleh agen perjalanan Travel Smarthajj. Akibatnya, dua jemaah, yakni Gusman Sanusi (50) asal Baubau dan seorang jemaah asal Kendari, meninggal dunia diduga karena kelelahan.

Gusman Sanusi meninggal di pesawat saat penerbangan dari Filipina ke Malaysia pada Rabu (5/2/2025) dini hari, sementara jemaah asal Kendari wafat di Mekkah. Kedua korban diduga mengalami kelelahan setelah terlantar di beberapa bandara luar negeri.

Menurut salah satu jemaah, Sri Indrawati Rayen (51), keberangkatan awal yang direncanakan pada 22 Januari 2025 tiba-tiba dimajukan menjadi 20 Januari 2025, menyebabkan banyak jemaah harus mengurus ulang izin cuti. Selain itu, rute perjalanan pun berubah drastis dari yang dijanjikan, mengakibatkan ketidakpastian bagi para jemaah.

Sesampainya di Jakarta, ratusan jemaah sempat menginap selama tiga malam karena pihak travel belum menyediakan tiket keberangkatan. Setelah didesak, travel akhirnya memberangkatkan sebagian jemaah melalui Bangkok, sementara lainnya harus melewati rute berbeda, bahkan beberapa tertinggal di Jakarta akibat kehabisan tiket.

Di Bangkok, jemaah kembali ditelantarkan selama tiga malam sebelum akhirnya diterbangkan ke Jeddah dengan transit di Abu Dhabi. Setibanya di Mekkah, hotel yang dijanjikan ternyata telah ditempati jemaah lain, sehingga mereka harus berpindah-pindah tempat menginap.

Setelah menyelesaikan ibadah, perjalanan pulang ke Indonesia pun penuh kendala. Alih-alih langsung ke Tanah Air, jemaah diterbangkan ke Filipina dan ditahan oleh Imigrasi selama dua hari akibat tiket palsu yang diberikan oleh travel. Mereka terpaksa tidur di lantai hingga akhirnya dibantu oleh KBRI Manila.

Di tengah perjalanan pulang melalui Malaysia, Gusman Sanusi meninggal dunia akibat kelelahan dan kondisi kesehatan yang menurun. Sementara itu, jemaah lainnya masih harus tertahan di Jakarta karena belum mendapatkan tiket ke Kendari, hingga akhirnya sebagian memilih membeli tiket sendiri.

Total perjalanan umrah yang seharusnya berlangsung 9–12 hari berubah menjadi 19 hari penuh penderitaan. Hingga berita ini diterbitkan, jurnalis *matalokal.com* masih berupaya menghubungi pihak Travel Smarthajj, namun belum mendapatkan tanggapan.

Laporan redaksi

You cannot copy content of this page