KOLAKA UTARA – Kelangkaan garam kasar disejumlah pasar dan kios di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) membuat sejumlah Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kolut mengeluhkan keadaan tersebut. Pasalnya, selain langka hargapun cenderung naik sampai dua kali lipat dari harga biasanya.
Daeng Suka, (40), salah satu pedagang Ikan Asin di Pasar Sentral Lacaria Lasusua, Rabu, (27/9/2017), mengungkapkan bahwa dirinya harus menaikan harga ikan asin, hal tersebut disebabkan oleh langkanya garam disertai dengan harga yang tinggi.
“Iya, harga harus di kasih naik, karena untuk menutupi biaya garam yang naik dan langka, ikan asin dulu kami jual satu tusuk dengan harga Lima Belas Ribu Rupiah, tapi saat ini garam kasar sedang langka jadi harganya kami naikan juga,” ungkap deang suka ditempat dagangannya.
Hal yang sama juga diungkapkan salah seorang Ibu Rumah Tangga warga kelurahan Lasusua, Sarnia, (34), mengeluhkan bahwa garam beryodium tidak hanya mengalami kelangkaan tetapi juga diikuti dengan harga yang begitu meninggi.
“Garam sekarang sudah jarang kita temui di pasar maupun di kios, garam bukan hanya langka tapi juga harganya yang cenderung naik mencapai Dua Ribu Lima Ratus Rupiah setiap bungkusnya. Padahal harga sebelumnya yang ada dipasaran hanya Lima Ribu Rupiah untuk Tiga Bungkus,” Ujar Ibu Rumah Tangga tersebut.
Sarnia juga berharap, agar pemerintah setempat dapat menangani dengan cepat kelangkaan garam kasar beryodium yang terjadi di Kolut saat ini, agar masyarakat tidak dibebani lagi oleh kelangkaan yang disertai mahalnya harga garam.
“Kami berharap kepada pemerintah agar cepat diselesaikan soal garam ini. agar masyarakat tidak lagi resah,” tutupnya.
Reporter : Ady Arman
Redaktur: Kardin