POMALA – PT Aneka Tambang (Persero) Tbk terus mendorong percepatan proyek hilirisasi yang sedang berjalan saat ini agar dapat selesai tepat waktu.
Setelah menyelesaikan Proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomala (P3FP) di Sulawesi Tenggara (Sultra), saat ini PT Antam sedang mengembangkan dua proyek strategis yakni Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur (P3FH) dan Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.
Sekretaris Perusahaan PT Antam, Aprilandi H Setia mengungkapkan, penyelesaian proyek–proyek hilirisasi akan di dorong oleh posisi keuangan PT Antam pada kuartal I tahun 2018 yang cukup solid yang tercermin dalam nilai kas dan setara kas perseroan tercatat sebesar Rp 6,07 Triliun.
“Dengan posisis kas yang cukup dan kinerja keuangan perseroan yang positif di kuartal I, kami optimis proyek bisa selesai tepat waktu dan mampu mendorong peningkatan kinerja keuangan perseroan. Saat ini, pengembangan proyek masih berjalan on track,” kata Aprilandi, Selasa (8/5/2018).
BACA JUGA: Tingkatkan Keterampilan, PT Antam Gelar Pelatihan Guru
P3FH saat ini sedang memasuki tahap konstruksi dan realisasi telah mencapai 55 persen dan direncanakan konstruksi pabrik tersebut akan selesai pada akhir tahun 2018. Sementara nilai investasi dari proyek ini diproyeksi mencapai Rp 3,5 Triliun.
“Dengan selesainya proyek pembangunan pabrik feronikel Haltim (Line 1) akan meningkatkan kapasitas total terpasang feronikel PT Antam sebesar 50 persen dari kapasitas produksi feronikel terpasang saat ini. Saat ini kapasitas produksi feronikel PT Antam sebesar 26.000 TNi, sehingga jika P3FH selesai akan menjadi 40.500 TNi per tahun,” tambahnya.
Aprilandi juga menegaskan, seperti proyek hilirasasi sebelumnya yaitu P3FP di Sultra, keberadaan Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel di Halmahera Timur tersebut juga turut mendukung program pembangunan industri dasar logam stainless steel dan mendorong hilirisasi di tanah air.
Saat ini melalui smelter feronikel Pomalaa, PT Antam mencatatkan peningkatan volume produksi feronikel sebesar 107 persen atau 6.088 ton nikel dalam feronikel (TNi) dibandingkan capaian 1Q17. Sejalan dengan pertumbuhan volume produksi, penjualan feronikel pada kuartal I tahun 2018 mengalami pertumbuhan 109 persen dibandingkan 1Q17 atau mencapai 5.363 TNi.
“Penjualan feronikel pada kuartal I 2018 adalah kontributor terbesar kedua dari total penjualan bersih PT Antam, dengan kontribusi sebesar Rp 972,38 Miliar atau 17 persen dari total penjualan bersih Perusahaan,” ungkap Aprilandi.
Sementara untuk proyek SGAR yang merupakan sinergi Holding Industri Pertambangan, Aprilandi mengungkapkan, saat ini proyek tersebut telah memasuki tahap finalisasi kajian Bankable Feasibility Study (BFS) dengan pihal terkait. ANTAM terus berfokus kepada SGAR yang bekerjasama dengan PT Inalum (Persero). Smelter Grade Alumina merupakan bahan baku pabrik alumunium.
Proyek itu akan dapat mengolah cadangan bauksit yang dimiliki PT Antam dan PT Inalum juga akan memperoleh pasokan bahan baku aluminium dari dalam negeri sehingga mengurangi ketergantungan terhadap impor alumina sekaligus menghemat devisa.
Proyek tersebut dilakukan secara bertahap dengan kapasitas tahap pertama sebesar satu juta ton SGA per tahun. Sedangkan satu juta ton alumina tahap kedua akan dibangun setelah tahap pertama berhasil. Alumina yang dihasilkan diharapkan akan memenuhi kebutuhan bahan baku PT Inalum yang saat ini masih diimpor.
Kinerja Keuangan
PT Antam mencatatkan laba bersih periode triwulan pertama tahun 2018 mencapai Rp 245,68 Miliar, naik tajam sebesar 3.603 persen dibandingkan laba bersih Rp 6,63 Miliar pada periode triwulan pertama tahun 2017.
Kinerja profitabilitas ini juga terefleksikan dari pertumbuhan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) mencapai 95 persen menjadi Rp 750,38 Miliar pada 1Q18 dibandingkan dengan capaian EBITDA 1Q17 sebesar Rp 385,68 Miliar.
Penjualan bersih PT Antam di 1Q18 tercatat sebesar Rp 5,73 Triliun, naik tajam 247 persen dibandingkan 1Q17 sebesar Rp 1,65 Triliun. Komoditas emas merupakan komponen terbesar pendapatan Perusahaan, berkontribusi sebesar Rp 4,09 Triliun atau 71 persen dari total penjualan bersih 1Q18.
Pertumbuhan Kinerja Keuangan PT Antam yang positif pada 1Q18 terutama disebabkan pertumbuhan signifikan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama PT Antam serta peningkatan efisiensi yang berujung pada stabilnya level biaya tunai operasi PT Antam.