WAKATOBI – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Wakatobi mengadakan pendidikan dan pelatihan perikanan budidaya rumput laut tahun anggaran 2018, yang digelar di sekretariat kelompok budidaya rumput laut lagundi, Desa Liya Mawi, Kecamatan Wangi-wangi Selatan (Wangsel).
Giat tersebut sendiri guna meningkatkan keterampilan dalam upaya peningkatan produksi rumput laut dan pengetahuan petaninya dalam upaya pengelolaan yang ramah lingkungan, serta memberikan pemahaman bagi petani budidaya rumput laut tentang penanganan hama dan penyakitnya.
Kepala Bidang (Kabid) Usaha Perikanan Budidaya, Mujiarto mengungkapkan, salah satu penanganan penyakit pasca panen yaitu dengan metode Sauna, yakni pemisahan kotoran yang menempel pada rumput laut.
“Metode Sauna itu adalah metode yang diperkenalkan oleh Ocean Fresh yang intinya tentang pemisahan kotoran yang menempel pada rumput laut,” ungkap Mujiarto, Senin (21/5/2018).
Dijelaskan pula oleh Kepala DKP Wakatobi, Oktawianus, pembudidayaan rumput laut harus didorong menjadi salah satu komoditi unggulan Kabupaten Wakatobi dikarenakan memiliki nilai indrustri yang cukup baik.
Oleh sebab itu, Oktawianus mengatakan bahwa masyarakat terkhususnya Desa Liya Mawi, harus tetap didorong sebagai pelaku usaha budidaya rumput laut, namun selaku instansi terikait, haruslah bisa mengidentifikasi beberapa persoalan pada pembudidayaan rumput laut. Misalnya produktifitas rumput laut jenis Kotoni yang sudah mulai menurun.
“Masyarakat kita terkhususnya Masyarakat Liya harus tetap kita akan dorong sebagai pelaku usaha budidaya rumput laut, tentunya sebagai dinas terkait juga harus dapat mengidentifikasi persoalan yang terjadi pada masyarakat petani rumput laut kita agar tetap bisa diproduktifitaskan,” kata Oktawianus.
Namun setelah adanya beberapa identifikasi dari DKP, Jenis Kotoni tersebut masih bisa dibudidayakan dengan cara mengintroduksi atau mendatangkan bibit baru dari tempat lain.
“Misalnya itu didatangkan dari Ereke dan Mataram, itu akan menjadi salah satu pemicu pertumbuhan rumput laut secara bagus. Ke depannya DKP akan mengintervensi hal tersebut melalui pengadaan bibit dan sebagainya, sehingga ini bisa berkesinambungan dan berkelanjutan,” papar Oktawianus.
Oktawianus berharap, adanya ajang panen raya rumput laut yang disaksikan oleh seluruh stakeholder, sehingga memiliki nilai Wisata.
“Saya berharap ke depan kalau belum pernah terjadi panen raya rumput laut, semoga di waktu-waktu yang akan datang Pemda dan para stakeholder bisa diundang untuk melakukan panen raya dan itu tentunya akan memiliki nilai wisata yang baik,” tutup Oktawianus.