NASIONALPOLISI

Berkah dari Langit, Ibu Bhayangkari Ini Arahkan Pilot ke Desa Terisolasi Banjir Bandang

20
×

Berkah dari Langit, Ibu Bhayangkari Ini Arahkan Pilot ke Desa Terisolasi Banjir Bandang

Sebarkan artikel ini
Ibu Bhayangkari ini menjadi kunci keberhasilan tim udara menemukan titik pendaratan di desa yang tak lagi terjangkau lewat jalur darat.

TAPANULI TENGAH, MEDIAKENDARI com – Dalam suasana genting pascabencana banjir bandang yang memutus akses dan mengisolasi sejumlah desa di Tapanuli Tengah, sebuah kisah keberanian muncul dari sosok sederhana bernama Marlina Wiguna Lumban Tobing.

Ibu Bhayangkari ini menjadi kunci keberhasilan tim udara menemukan titik pendaratan di desa yang tak lagi terjangkau lewat jalur darat.

Bencana yang melanda Desa Bonandolok membuat ratusan warga terputus dari dunia luar. Jalan tertutup lumpur, jembatan hanyut, dan longgokan material tanah membuat tak satu pun kendaraan dapat menembus wilayah itu.

Dalam kondisi serba tak pasti, Marlina istri dari Ipda Nardus Sefri Siahaan, anggota Satlantas Polres Tapanuli Tengah mengambil langkah yang tak banyak orang berani lakukan.

Ia berjalan kaki menembus hutan dan medan yang licin demi mencapai Kota Pandan, Sibolga, untuk meminta bantuan. Perjalanan yang penuh risiko itu dilakukan seorang diri, dengan hanya mengandalkan tekad bahwa warganya tidak boleh menunggu lebih lama lagi.

Sesampainya di kota, Marlina langsung berkoordinasi dengan unsur Polri, TNI, dan pihak terkait lainnya yang tengah menyiapkan misi bantuan melalui helikopter.

Berkat pengetahuannya terhadap medan dan letak desanya, Marlina diminta ikut serta dalam penerbangan menggunakan helikopter AS-332 C+1 Super Puma / H-3217 sebagai pemandu.

Dari udara, hamparan desa tampak rusak parah. Warga berkumpul di area terbuka, mengibarkan tangan, menatap ke langit berharap bantuan benar-benar datang. Berbekal ingatan dan pengalamannya, Marlina mengarahkan pilot menuju sebuah lapangan kecil yang masih cukup aman untuk dijadikan titik pendaratan.

Pilot mengikuti instruksinya secara seksama. Beberapa saat kemudian, burung besi itu berhasil menyentuh tanah dengan aman. Teriakan haru warga pecah. Bagi mereka, helikopter itu bukan sekadar alat transportasi, tetapi “berkah dari langit” yang membawa harapan baru.

Tim segera menurunkan bantuan berupa sembako dan kebutuhan pokok. Di tengah hiruk-pikuk penyaluran logistik, Marlina sempat bertemu keluarganya. Pertemuan singkat itu diwarnai pelukan erat dan tangis lega, namun ia kembali mengutamakan tugas untuk memastikan semua bantuan terdistribusi kepada warga.

Keberhasilan misi ini tak lepas dari peran berbagai unsur, mulai dari Polri, TNI, relawan, hingga dukungan penuh dari Komandan Lanud Soewondo Marsma TNI Tiopan Hutapea, S.Sos., M.A.P serta seluruh crew helikopter Super Puma.

Namun, di antara seluruh kekuatan resmi itu, keberanian Marlina menjadi sorotan tersendiri. Sebagai seorang ibu, istri, dan bagian dari Bhayangkari, ia menunjukkan bahwa peran kemanusiaan tidak mengenal seragam.

Tindakannya membuktikan bahwa kadang, satu langkah berani dari seorang warga biasa mampu membuka jalan bagi keselamatan ratusan orang.

Bagi Desa Bonandolok, bantuan yang turun lewat helikopter hari itu bukan sekadar logistik. Itu adalah pesan bahwa harapan bisa datang dari mana saja, bahkan dari langkah seorang ibu yang memilih melawan rasa takut demi desanya sendiri.

You cannot copy content of this page