HEADLINE NEWSKendariMETRO KOTANEWSWISATA

Berulang Kali Kirim SP, Mengapa Pol PP Kota Kendari Masih “Diam” Soal Kesemrawutan Pasar Malam Kebi?

3708
×

Berulang Kali Kirim SP, Mengapa Pol PP Kota Kendari Masih “Diam” Soal Kesemrawutan Pasar Malam Kebi?

Sebarkan artikel ini
Lapakan Pasar Malam Kendari Beach (Kebi). Foto : Hendrik B/Mediakendari.com/A

KENDARI – Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Kendari, Amir Hasan mengaku telah berulangkali mengirim Surat Peringatan (SP) bagi pedagang yang berjualan di jalan raya di area Kendari Beach (Kebi).

Surat itu, kata Amir Hasan, dikirimkan karena para pedagang dinilai melanggar Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2014 tentang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

Amir Hasan mengungkapkan, dengan banyaknya aktifitas pedagangan di tempat tersebut, menjadi penyebab semrawutnya area Kendari Beach yang kerap berdampak pada kemacetan lalulintas.

Mengakui hal tersebut, Amin menjelaskan jika Satpol PP Kota Kendari kekurangan personil untuk melakukan penjagaan dan penindakan setiap harinya.

“Kami tidak membiarkan, tetapi kami keterbatasan anggota, dan tidak mungkin kami juga harus saling kejar-mengejar tiap harinya,” ungkapnya pada mediakendari.com, Selasa (30/7/2019) lalu.

BACA JUGA :

Dengan kondisi tersebut, dirinya juga mencermati adanya penambahan arena perdagangan yang tadinya hanya di seputar Kebi, kini terus memanjang menyusuri jalan hingga ke arena Kendari Water Sport.

Untuk penataan kawasan ini, yang difokuskan sebagai arena Wisata Kuliner Kota Kendari, kata Amir, pihaknya nantinya akan memindahkan pedagang ke area tengah.

“Jadi para pedagang akan dipindahkan ke Jalan tengah diantara jalan poros dan bypass, namun karena sarana dan prasarana belum memadai sehingga belum bisa dipindahkan,” ujarnya.

Ia juga menuturkan, sejak diresmikan menjadi wisata kuliner di era Pemerintahan Walikota Asrun, terdapat peningkatan pengunjung di kawasan Kebi khususunya pada malam hari.

Namun masalahnya, kata dia, bukan hanya pedagang kuliner yang ada ditempat tersebut, malah didominasi pedagang non kuliner seperti RB, pakaian, souvenir serta permainan anak.

“Pedagang jenis inilah nanti yang akan kita tertibkan, agar tempat yang sebelumnya digunakan mereka fokus menjadi tempat parkir sehingga tidak menyempitkan badan jalan untuk pengunjung yang membawa kendaraan,” pungkasnya. (A)

You cannot copy content of this page