KENDARI – Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultta) mencacat Inflasi mengalami Peningkatan Pada Bulan Ramadhan. Secara historis, pergerakan harga di Sultra tercatat mengalami peningkatan tekanan inflasi bulanan dan tahunan satu sampai dua bulan menjelang Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Idul Fitri.
Hal itu disampaikan oleh Plt Kepala Kantor BI Perwkailan Sultra Doni Septadijay mengatakan Ikan Segar Persisten Menyumbang Inflasi di tengah terjaganya pasokan komoditas ikan segar menjadi penyumbang inflasi terbesar pada HBKN Ramadhan dan Idul Fitri selama 4 (empat) tahun terakhir.
“Namun demikian, pasokan ikan segar di Sulawesi Tenggara tetap terjaga ditengah peningkatan harga. Inflasi diperkirakan terjadi akibat permintaan masyarakat yang meningkat ditengah penetapan harga yang lebih tinggi dibanding masa normal,” jelasnya pada Acara Buka Bersama Media di Masjid Al Alam Kendari Kamis, 07 April 2022.
Baca Juga : Begini Langka Disperindag Sultra Atasi Kelangkaan Minyak Goreng
Dony menjelaskan selama tahun 2018-2021, inflasi tertingg mayoritas disumbangkan oleh komoditas ikan antara lain ikan kembung (7x), ikan layang (6x), dan ikan cakalang (5x). Selain itu, angakutan udara juga menjadi salah satu penyumbang inflasi (3x).
“Selama tahun 2018-2021, penyumbang inflasi
cukup variatif. Namun demikian, deflasi tertinggi
mayoritas disumbangkan oleh komoditas beras (6x)
dan cabai rawit (4x) seiring dengan peningkatan
pasokan akibat berlangsungnya panen sesuai
dengan pola historis, yakni Tw I dan Tw II setiap
tahunnya,” terangnya.
Lebih lanjut Dony menerangkan domestik Masuk (RHS) diantaranya pasokan ikan segar di Sultra tetap terjaga pada saat terjadi kenaikan harga di HBKN. Sementara itu untuk Ramadhan dan Idul Fitri, Kenaikan harga diperkirakan dipicu oleh peningkatan permintaan masyarakat pada periode yang bersamaan serta kebijakan penjualan yang menetapkan harga lebih tinggi pada periode tersebut.
“Kendati demikian, TPID di wilayah Sulawesi Tenggara senantiasa berupaya untuk mengendalikan inflasi melalui pengendalian stabilitas harga dan memastikan ketersediaan pasokan komoditas pada HBKN Ramadhan dan Idul Fitri melalui aspek 4K. Beberapa diantaranya adalah melaksanakan pasar mudah dan sidak pasar,” imbuhnya.
Selanjutnya Dony memaparkan berbagai Upaya TPID dalam Pengendalian Inflasi Pada HBKN Ramadhan dan Idul Fitri diantaranya melakukan pertukaran, updating dan monitoring data produksi, distribusi dan konsumsi komoditas strategis sebagai dasar penentuan langkah pengendalian inflasi TPID.
“Mendorong inovasi produksi komoditas, terutama yang menyumbangkan inflasi, Memastikan keberlanjutan dan memperluas jaringan. Pada saat HBKN Ramadhan dan Idul Fitri, TPID akan terus melaksanakan kegiatan pengendalian stabilitas harga dan memastikan ketersediaan pasokan komoditas pangan melalui pasar murah dan sidak pasar,” pungkasnya.
Penulis : Sardin.D