Reporter : Ferito Julyadi
KENDARI – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak November 2020 lalu telah memprakirakan potensi cuaca buruk diawal tahun 2021.
Prakiraan tersebut berdasarkan fenomena cuaca musiman yakni adanya musim hujan. Tidak hanya hujan, BMKG juga mewaspadai multirisiko dari aspek cuaca, iklim, gempa atau tsunami.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam siaran persnya mengatakan, hingga Maret nanti masih akan ada potensi multirisiko bendana, namun untuk hidrometeorologi puncaknya Januari – Februari 2021.
“Tapi seiring dengan itu potensi kegempaan juga meningkat. Mohon kewaspadaan masyarakat,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima MEDIAKENDARI.com, Minggu 17 Januari 2021.
Sejak Oktober 2020, lanjutnya, BMKG juga telah mengeluarkan informasi potensi bencana bersamaan dengan prakiraan musim hujan.
Bahkan sejak awal Januari 2021, sejumlah daerah mengalami bencana banjir dan tanah longsor akibat adanya peningkatan curah hujan yang tinggi di sejumlah wilayah.
Potensi multirisiko bencana juga diperkirakan terjadi di Sulawesi Tenggara (Sultra) dimana hampir seluruh wilayah saat ini telah memasuki musim hujan.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Klass II Kendari, Sugeng Widarko menuturkan, dari sisi musim umumnya Sultra telah masuk musim hujan.
“Dari data statistik kami Desember 2020 – Juni 2021 merupakan musim hujan. Puncak musim hujan biasanya terjadi antara Februari – Juni 2021 ini. Jadi potensi bencana hidrometeorologi masih bisa terjadi,” terang Sugeng.
Untuk itu, Dirinya mengimbau bagi masyarakat yang bermukim di daerah-daerah yang memiliki kemiringan curam yang bisa saja terjadi longsor agar lebih wasapada.
“Masyarakat yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai (DAS) dan muara sungai harus lebih waspada akan meluapnya air saat memasuki puncak musim hujan nanti,” pungkasnya /B