KENDARI, MEDIAKENDARI.com, – Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulawesi Tenggara (Sultra), Muhammad Amsar melontarkan pernyataan tegas soal peran pemuda dalam pembangunan daerah.
Ia menyebut, pelibatan pemuda selama ini belum menyentuh aspek strategis seperti perencanaan anggaran. Menurutnya, pemuda justru hanya sering diundang dalam acara seremonial, bukan sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan penting.
“Pelibatan tadi itu saya bilang kita yang masuk sebagai agen, mau tidak mau, suka tidak suka dipanggil kalau soal pembangunan kita harus datang,” ungkapnya saat menjadi narasumber di Acara Bincang Kita, Kamis, 24 Juli 2025.
Ia menilai, belum adanya pelibatan penuh terhadap pemuda disebabkan oleh minimnya pemahaman antara pemerintah dan organisasi kepemudaan seperti KNPI.
“Kenapa belum dilibatkan full, karena mungkin masih tidak faham, ada mis antara pemerintah dengan lembaga pemuda KNPI,” ujarnya.
Ia juga menyinggung soal absennya keterlibatan KNPI dalam forum-forum penting seperti pembahasan anggaran.
“Misalnya contoh dalam pembahasan anggaran saya tidak pernah, kecuali mendapatkan undangan hari ulang tahun. Itu pelibatan-pelibatan pemuda bukan itu. Bukan untuk acara seremoni hari ulang tahun, seperti ulang tahun TNI, ulang tahun Sultra,” tegasnya.
Lebih jauh, ia menekankan pentingnya pemahaman bersama bahwa pemuda bukan sekadar pendamping seremoni, tapi bagian dari kekuatan pembangunan daerah.
“Pelibatan kita, yang kita tunggu adalah kemauan pemerintah, kemauan kita sama-sama bahwa betapa pentingnya pemuda sebagai corong pembangunan, sebagai corong sosial kontrol,” katanya.
Ia mencontohkan bagaimana seharusnya pemuda diberi ruang dalam penyusunan dokumen seperti RPJMD, bahkan turut terlibat dalam merancang arah anggaran provinsi.
“Misalkan dalam RPJMP, misalkan dalam rapat, dapat dilibatkan dalam rencana pembangunan atau dalam rencana bagaimana menata lokasi anggaran di Sultra. Misalkan duit negara yang berputar Rp5 triliun misalkan di Sultra, ada enggak kita diberi ruang untuk pemuda dalam rapat anggaran? Kita diundang, itu tidak pernah, belum sampai detik ini belum pernah,” paparnya.
Meski begitu, Amsar masih menyimpan harapan besar pada Gubernur Sultra saat ini, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, yang dinilainya dekat dengan pemuda dan memahami aspirasi generasi muda.
“Tapi kalau di Sultra, dengan harapan ini, saya berharap gubernur kita yang cerdas yang baik ini Bapak Jenderal saya pikir lebih faham dan lebih dekat. Sebelum jadi gubernur, lebih dekat dengan pemuda dan faham dengan pemuda,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa kepemimpinan saat ini bisa menjadi momentum untuk merevolusi cara pandang terhadap pemuda. Harapannya, keterlibatan pemuda tidak lagi simbolis, melainkan substantif.
“Kita selalu ingin bagaimana ada perubahan, ada pergeseran. Dulu mungkin karena apa, tidak terlalu ini dengan apa anak-anak muda. Tapi beliau dari awal sudah jalan dengan anak muda, memang dulu dekat dengan anak pemuda,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan rasa syukur karena Sultra saat ini memiliki pemimpin yang menurutnya punya karakter pengorbanan dan keberpihakan terhadap daerah.
“Beliau ini kita bersyukur, ini juga saya ingin sampaikan bahwa bersyukurlah kita Sultra dikaruniai, kalau dulu kita bersyukur dikaruniai seorang pemimpin seperti Nur alam yang visioner, yang gagahannya begitu kan. Setelah itu, diberikan kita lagi kesempurnaannya, memberikan lagi kita seorang pemimpin yang karakternya luar biasa, seperti mau berkorban, tidak peduli apakah itu dirinya, ini sepanjang itu adalah kebaikan untuk daerah Sultra, dan kita lihat ada sama Pak ASR,” katanya.
Menurutnya, kepemimpinan Mantan Pangdam XIV/Hasanuddin mampu menjadi jembatan yang mengubah tafsir lama mengenai hubungan antara pemuda dan pemerintah.
“Inilah pemuda harapan. Ini yang kita lihat sama Pak ASR bisa menggeser tafsir tentang bagaimana itu KNPI dan pemerintah, bagaimana itu pemuda dan pemerintah kira-kira, dalam tanda kutip, dapat dilibatkan dalam pembahasan anggaran,” katanya penuh semangat.
Ia menutup dengan harapan besar agar pemuda diberi ruang tidak hanya untuk hadir, tetapi turut merumuskan solusi bersama OPD dan dinas teknis.
“Misalnya pemuda diberikan ruang untuk bagaimana sih anggaran sebesar ini. Alangkah baiknya, manakala ini bareng-bareng. Kita ini adalah mengejar ketertinggalan. Mengejar ketertinggalan kita dengan daerah-daerah lain,” pungkasnya.











