Reporter: Dila Aidzin
Editor: Sardin.D
KENDARI – Bupati Buton Utara, Drs. H. Muh. Ridwan Zakaria, M.Si. mengungkapkan perjalanan karirnya mulai menjadi pegawai harian di Bappeda Sultra sampai menjadi Bupati Buton Utara (Butur) dua kali.
Ridwan lahir di Butur Pada tahun 1950 di desa terpencil bernama Desa Lengo. Kemudian Butur diduduki pemberontak DI-TII pada Februari 1956, kondisi tersebut membuat dia dan keluarganya pindah dari kampung halamannya ke Kota Raha, di Kota ini pula Ridwan kecil menyelesaikan pendidikan SD, SMP, sampai SMA.
Baca Juga: Dikbud Sultra Bantah Dugaan Korupsi Pengadaan Wastafel Cuci Tangan, Asrun Lio : Sesuai Prosedur
“Saya menghabiskan masa kecil dan masa remaja saya di Raha,” katanya.
Lebih lanjut Ridwan mengatakan setelah ia lulus SMA dirinya kemudian melanjutkan pendidikannya ke Universitas Brawijaya, Malang Jawa Timur. Selama menempuh pendidikan di Brawijaya banyak meninggalkan kesan tersendiri bagi
dirinyaa, mulai dari komunikasi hingga transportasi yang sulit didapatkan.
“Hampir segala-galanya itu nyaris terbatas. Mulai dari sistem transportasi yang sangat sulit, komunikasi yang sangat sulit, mungkin juga kehidupan ekonomi yang sangat sulit sehingga ketika saya bersekolah di Malang di Fakultas Ekonomi Brawijaya itu sekitar 11 km dari tempat saya naik sepeda. Kiriman itu biasanya 3 atau 4 bulan baru tiba,” ungkapnya.
Baca Juga: HUT Ke-73 Polwan, Kapolres Wakatobi: Tunjukan Eksitensi di Masa Pandemi
Ridwan memulai karirnya sebagai pegawai harian di Kantor Bappeda Sulawesi Tenggara dan setahun kemudian diangkat menjadi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selain itu juga dia pernah menjadi Kepala Dinas Pertambangan Provinsi Sulawesi Tenggara setelah itu ditarik kembali menjadi Kepala Biro Umum kemudian Kepala Biro Pemerintahan
“Berkarir di Bappeda lebih kurang 20 tahun muali dari tingkat bawah hingga menjadi kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tenggara,” katanya.