KENDARIMETRO KOTAPEMERINTAHANPERISTIWA

Dari 87 ke 325 Desa Wisata, Sultra Tunjukkan Lompatan Besar Sektor Pariwisata

195
×

Dari 87 ke 325 Desa Wisata, Sultra Tunjukkan Lompatan Besar Sektor Pariwisata

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Belli Harli Tombili.

KENDARI, MEDIAKENDARI.com — Sektor pariwisata Sulawesi Tenggara (Sultra) menunjukkan perkembangan yang luar biasa dalam lima tahun terakhir.

Berdasarkan data Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sultra, jumlah desa wisata di wilayah ini melonjak signifikan dari hanya 87 desa pada 2019 menjadi 325 desa pada tahun 2024.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sultra, Belli Harli Tombili, menyampaikan bahwa peningkatan tersebut menjadi bukti nyata keseriusan pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi wisata berbasis masyarakat.

“Tren kenaikan ini sangat positif. Dari 87 desa wisata di tahun 2019, naik menjadi 139 desa pada 2020, lalu terus bertambah setiap tahun hingga mencapai 325 desa pada 2024. Ini lompatan besar bagi sektor pariwisata kita,” ujar Belli saat ditemui di Kendari, Jumat (25/10/2025).

Belli menjelaskan, dari total 325 desa wisata, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dan Buton Selatan (Busel) menjadi daerah dengan jumlah terbanyak, masing-masing 37 desa wisata. Disusul Buton (35 desa), Kolaka Timur (27 desa), dan Muna Barat (25 desa).

Ia menambahkan, pertumbuhan pesat ini tak lepas dari kolaborasi antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat lokal yang terus aktif dalam mengembangkan potensi wisata alam, budaya, maupun kuliner khas di wilayahnya.

“Setiap desa memiliki kekhasan dan daya tarik sendiri. Ada yang unggul dengan wisata bahari seperti Labengki, ada pula yang dikenal lewat keindahan air terjun seperti di Sumber Sari. Semua ini menambah daya tarik Sultra di mata wisatawan,” jelasnya.

Beberapa desa wisata di Sultra bahkan berhasil menembus ajang nasional Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Di antaranya Desa Wisata Sumber Sari, Labengki, dan Limbo Wolio, yang sudah dikenal luas di tingkat nasional berkat inovasi dan partisipasi aktif masyarakatnya.

Tahun ini, dua desa lain juga tengah bersiap menjadi wakil Sultra dalam ADWI 2025, yakni Desa Wisata Namu (Konawe Selatan) dan Wasuemba (Buton) yang terus berbenah memperkuat infrastruktur dan daya tarik wisata lokal.

Menurut Belli, peningkatan jumlah desa wisata merupakan langkah strategis untuk memperluas pemerataan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

“Semakin banyak desa wisata, semakin besar peluang ekonomi tumbuh di tingkat akar rumput. Kami ingin desa-desa di Sultra tak hanya jadi tempat indah dikunjungi, tapi juga mandiri dan berdaya,” tegasnya.

Dengan capaian ini, Sulawesi Tenggara kini menjadi salah satu provinsi dengan pertumbuhan desa wisata tercepat di Indonesia.

Pemerintah provinsi pun berkomitmen untuk terus memperkuat pembinaan, promosi digital, serta dukungan infrastruktur guna menjadikan pariwisata Sultra sebagai sektor unggulan yang berkelanjutan.

You cannot copy content of this page