KESEHATANKONAWE

Dinkes Konawe Gagas Projek Rumah Sehat di Wawonggole

395
×

Dinkes Konawe Gagas Projek Rumah Sehat di Wawonggole

Sebarkan artikel ini
Rumah Sehat di Wawonggole
Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara Saat Resmikan Rumah Sehat di Wawonggole, Unaaha. Foto : Hasmar Tombili

Reporter : Hasmar Tombili

Unaaha –  Pemerintah Kabupaten (pemkab) Konawe resmikan rumah sehat atau Laika Mendidoha di Kelurahan Wawonggole Kecamatan Unaaha Kamis 24 September 2020. Peresmian rumah sehat tersebut dilakukan Wakil Bupati Konawe Gusli Topan Sabara.

Kadis Kesehatan Konawe drg Mawar Taligana mengatakan angka stunting ( kurus dan pendek) di wilayah kabupaten konawe masih belum bisa di turunkan yang sampai saat ini berjumlah 1.203 jiwa. Diantaranya, balita gizi buruk 10 jiwa dan jumlah balita gizi kurang 468 jiwa.

Dengan adanya lndikator atau data terkait balita gizi buruk dan Stunting tersebut, yang masih tergolong naik pada 2019. Dinkes Konawe lalu membuat inovasi atau projek berupa Laika Mendidoha (Rumah Sehat).

Inovasi yang gagas oleh Kadis Kesehatan tersebut, merupakan implementasi suatu projek perubahan saat mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) TK II di Lembaga Administrasi Negara (LAN) Makassar 2020 lalu.

Menurutnya, Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi, tidak hanya disebabkan gizi buruk yang dialami ibu hamil maupun anak balita. Tetapi faktor lainnya, seperti praktik pengasuhan yang kurang baik, terbatasnya Iayanan kesehatan, serta kurangnya akses keluarga memberikan makanan bergizi, serta menu yang dikonsumsi, hingga buruknya akses sanitasi maupun air bersih.

Dengan adanya projek Laika mendidoha atau rumah sehat tersebut, kadis mencoba melakukan  suatu inovasi untuk memadukan konsep pelayanan kesehatan di kabupaten konawe dalam rangka mengatasi gizi buruk dan stunting.

Ia menjelaskan dalam mengatasi gizi buruk dan stunting pada balita, maka pencegahan perlu dilakukan sejak bayi masih dalam kandungan ibu,  dengan di kontrol kehamilan oleh Bidan disertai dengan menganjurkan dan memberikan contoh menu untuk pemenuhan gizi ibu hamil.

Perlunya dilakukan pengawasan dan pemantauan paska melahirkan pada ibu menyusui serta pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif selama 6 (enam) bulan yang dipantau oleh bidan dan tenaga gizi yang bekerja sama dengan kader kesehatan.

Maka dari itu, pemberian makanan tambahan dengan berbahan dasar lokal kepada balita 2 (dua) kali dalam seminggu wajib dilakukan,  terutama pada balita gizi buruk dan gizi kurang, maka dilakukan konseling oleh tenaga ahli gizi, dan penimbangan balita, diharapkan akan memperbaiki gizi  balita.

Di Laika Mendidoha nantinya, bukan hanya untuk anak-anak atau balita dengan gizi buruk yang ditangani, tapi juga dengan lbu hamil serta lbu menyusui, dalam pemberian menu pemulihan gizi.

“Kami libatkan stakeholder ahli penata gizi untuk menyusun menu untuk lbu hamil serta lbu menyusui, balita gizi buruk dan gizi kurang,” katanya.

Pemerintah Konawe sebagai bentuk dukungan pada Dinkes Konawe dalam mencegah angka Stunting maupun gizi buruk rencananya akan dibuatkan payung hukum seperti Peraturan Bupati (Perbub) atau  Peraturan Daerah (Perda).

“Sehingga nantinya, di semua wilayah Konawe bisa di bangun Rumah Sehat baik itu di tingkat Kelurahan dan Desa,” bebernya.

Turut hadir dalam acara peresmian Rumah Sehat diantaranya, Sekretaris Daerah Ferdinan Sapan, Dirut BLUD RS Konawe dr Agus Lahida serta Pimpinan OPD lainnya di masing masing instansi terkait.

You cannot copy content of this page