KENDARIMETRO KOTAWISATA

Dispar Sultra Hadir Kawal Ekspedisi Explore the Unseen, Targetkan Pemetaan Wisata Kars Tangkelemboke

378
×

Dispar Sultra Hadir Kawal Ekspedisi Explore the Unseen, Targetkan Pemetaan Wisata Kars Tangkelemboke

Sebarkan artikel ini

KENDARI, MEDIAKENDARI.com – Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara (Dispar Sultra) menunjukkan komitmen kuat dalam pengembangan destinasi wisata minat khusus dengan hadir langsung mengawal pelepasan tim ekspedisi Explore the Unseen di Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, Senin (17/11/2025).

Ekspedisi ini menjadi momentum penting untuk memetakan potensi wisata kars dan petualangan di kawasan Pegunungan Tangkelemboke.

Turut mendampingi Wakil Gubernur Sultra Ir. Hugua, M.Ling, Kepala Dinas Pariwisata Sultra, Belli Harli Tombili, yang menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak hanya mendukung kegiatan penelitian, tetapi juga menjadikan ekspedisi ini sebagai dasar strategis untuk pengembangan wisata alam berbasis konservasi.

Belli Harli Tombili mengungkapkan bahwa ekspedisi yang melibatkan 31 relawan asal Indonesia dan Prancis ini menjadi kesempatan emas untuk memetakan secara detail bentang alam Tangkelemboke yang terkenal ekstrem dan belum banyak dijamah.

Pemetaan tersebut nantinya akan digunakan untuk menyusun rute wisata adventure serta mengidentifikasi spot-spot kars yang memiliki daya tarik wisata tinggi.

“Ekspedisi ini bukan hanya eksplorasi ilmiah, tetapi juga membuka informasi awal mengenai potensi wisata kars Tangkelemboke. Dispar Sultra akan memanfaatkan hasil riset ini untuk memetakan jalur trekking, area camping, titik panorama, hingga lokasi-lokasi kars yang memiliki daya tarik wisata,” jelas Belli.

Menurutnya, wisata kars merupakan salah satu potensi terbesar Sulawesi Tenggara yang belum digarap optimal. Dengan tebing kapur, gua alami, dan sungai bawah tanah yang unik, Tangkelemboke memiliki peluang besar untuk berkembang menjadi destinasi petualangan kelas dunia.

Ekspedisi Explore the Unseen yang dipimpin Yayasan Naturevolution Indonesia melibatkan peneliti dari berbagai bidang, mulai dari botani, satwa liar, hingga arkeologi.

Dispar Sultra memandang sinergi antara ilmuwan dan pemerintah sebagai langkah penting untuk memastikan pengembangan wisata tetap sesuai prinsip konservasi dan tidak merusak ekosistem.

Kehadiran Dispar Sultra dalam kegiatan ini menunjukkan keseriusan pemerintah provinsi dalam mengawal setiap tahapan riset lapangan, termasuk pemetaan risiko, aksesibilitas jalur wisata, hingga potensi ekonomi yang dapat diberikan bagi masyarakat sekitar.

“Pegunungan Tangkelemboke sendiri merupakan kawasan kars yang menantang dengan tebing vertikal, gua-gua dalam, dan sungai bawah tanah misterius. Kawasan ini juga menjadi sumber tiga sungai utama, yakni Latoma, Lasolo, dan Porehu,” ungkapnya.

Medannya yang ekstrem dan terisolasi hingga membutuhkan dua hari perjalanan menuju titik riset utama membuat kawasan ini sangat cocok untuk wisata minat khusus seperti penelusuran gua, ekspedisi kars, jungle trekking, pendakian ekstrem, dan wisata edukasi geologi.

Direktur Global Naturevolution, Evrard Wandenbaum, menilai Tangkelemboke sebagai salah satu wilayah kars paling unik yang pernah diamati.

“Hasil ekspedisi ini berpotensi membuka penemuan ilmiah sekaligus menambah deretan lokasi wisata petualangan baru di Sulawesi Tenggara,” jelasnya.

Belli Harli Tombili memastikan bahwa seluruh hasil riset akan digunakan sebagai bahan penyusunan rencana pengembangan wisata Tangkelemboke, termasuk kajian kelayakan, penentuan jalur wisata, dan strategi promosi.

Menurutnya, data tersebut penting untuk menentukan titik mana yang layak dibuka untuk wisata dan mana yang harus tetap menjadi kawasan konservasi.

“Dengan dukungan penuh Dispar Sultra, ekspedisi empat minggu ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkenalkan Tangkelemboke sebagai destinasi wisata petualangan yang unik, menantang, dan bernilai tinggi,” pungkasnya.

Pemerintah Provinsi Sultra optimistis kawasan ini dapat menjadi ikon wisata kars di Indonesia dan menarik minat wisatawan mancanegara, khususnya pencinta adventure tourism.

Laporan: Yoni

You cannot copy content of this page