KENDARI, MEDIAKENDARI.COM – Festival Tangkeno adalah sebuah acara tahunan yang diadakan di Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara, yang telah digelar sejak tahun 2013.
Setiap tahunnya, kemeriahan festival ini selalu menydot ratusan hingga ribuan wisatawan, olehnya itu tidak heran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memasukan event ini sebagai salah satu Karisma Event Nusantara (KEN).
Pada penyelenggaraan Festival Tangkeno X dihelat pada 10 hingga 13 Oktober 2022 lalu yang mengangkat tema Melestarikan Keragaman Budaya, Guna Mewujudkan Pariwisata Bangkit, Ekonomi Pulih Menuju Bombana Surga Investasi.
Tema tersebut sengaja ditegaskan sebagai komitmen Pemerintah Bombana untuk mempromosikan pariwisata sekaligus menjadi momentum untuk memulihkan kembali perekenomian pasca pandemi di Kabupaten Bombana.
Pembukaan Festival Tangkeno ditandai dengan pemukulan gong oleh Pj. Bupati Bombana, Bapak Burhanuddin, dan juga dihadiri Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Ibu Oneng Setya Harini.
Nama ’Tangkeno’ sendiri merupakan nama desa yang menjadi pusat penyelenggaraan Festival Tangkeno. Desa ini merupakan salah satu ikon wisaya di Kabupaten Bombana yang dikenal sebagai ’Negeri di Awan’.
Sebab, Desa Tangkeno yang masuk wilayah Kecamatan Kabaena Tengah ini nerada di ketinggian 700 mdpl, di kaki Gunung Sabampolulu, yang merupakan gunung tertinggi kedua di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Sejak dibuka, Festival Tangkeno memang cukup menjadi daya tarik bagi wisatawan yang dating untuk menikmati berbagai penampilan budaya, misalnya penampilan tarian kolosal yang dibawakan 350 penari.
Festival Tangkeno dimeriahkan beberapa jenis seni, diantaranya Kirab Budaya, persembahan tari kolosal menyanyikan lagu Kabaena Kampo Tangkeno, pembukaan pameran kuliner dan kriya, pembukaan Tadoha Balu’a, pelepasan lampion, artis perfomance lomba Modulele, lomba cerita rakyat Timgkat SD, lomba Lulo kreasi, lomba Lulo Alu serta pemilihan Waipode Anadalo Tokotua.
Selain itu juga ada pasar UMKM yang menjajakan kuliner oleh-oleh khas Kabaena dan kriya berbagai hasil kerajinan tangan yang bisa menjadi cindramata bagi wisatawan yang datang.
Produksi kerajinan tangan dari pandan hutan jadi salah satu kekayaan budaya masyarakat di Desa Tangkeno. Tradisi yang menghasilkan berbagai barang multifungsi seperti tikar, loyang, keranjang, dan lainnya.
Selain bisa dibeli sebagai cinderamata, beragam benda yang dibuat ini juga punya peran penting tersendiri lho ketika upacara adat dalam tradisi masyarakat Moronen.
Selain mengetahui keseharian masyarakat di Desa Wisata Tangkeno, wisatawan juga bisa belajar dan mengenal tradisi kebudayaan yang sudah turun-temurun.
Salah satu daya tarik utama festival ini adalah keindahan wisata alam Tangkeno, sebuah kawasan hutan dan pegunungan tropis yang sangat indah dan masih alami.
Dengan hadir di Festival Tangkeno, para wisatawan bisa sekaligus menjajal destinasi wisata menarik di sekitarnya. Misalnya, Gunung Sabampolulu merupakan salah satu gunung tertinggi di Sultra.
Gunung yang berada tepat di sisi utara Desa Tangkeno ini memiliki ketinggian sekitar 1.479 meter di atas permukaan laut dan terkenal dengan keindahan pemandangannya yang luar biasa.
Untuk mencapai puncak Gunung Sabampolulu, diperlukan waktu sekitar 4-6 jam pendakian dengan menapaki batu-batu terjal, sebelum akhirnya mencapai puncak dengan panorama pemandangan yang sangat indah.
Selanjutnya, wisatawan juga bisa berkunjung ke Pulau Sagori untuk menikmati hamparan pasirnya yang putih dan jernihnya air di sini akan jadi momen memorable buat siapa pun yang berkunjung.