KAMPUSKENDARIMETRO KOTA

HMI dan IMM Bersua di Dialog Oasis Sultra, Gaungkan Kepekaan Sosial untuk Sumatera

241
×

HMI dan IMM Bersua di Dialog Oasis Sultra, Gaungkan Kepekaan Sosial untuk Sumatera

Sebarkan artikel ini
Kegiatan tersebut menghadirkan dua pemantik dari organisasi kemahasiswaan, yakni Rahman dari HMI dan La Ode Muh. Sabilah dari IMM.

KENDARI, MEDIAKENDARI.com – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) bersua dalam Dialog Publik yang digelar oleh Oasis Sultra di salah satu warung kopi di Kota Kendari, Sabtu (13/12/2025).

Dialog ini mengangkat tema Peran Organisasi terhadap Kepekaan Sosial sebagai respons atas berbagai persoalan sosial dan kemanusiaan yang menimpa Pulau Sumatera.

Kegiatan tersebut menghadirkan dua pemantik dari organisasi kemahasiswaan, yakni Rahman dari HMI dan La Ode Muh. Sabilah dari IMM. Diskusi berlangsung hangat dan dinamis dengan dihadiri oleh aktivis mahasiswa lintas organisasi serta masyarakat umum yang antusias mengikuti jalannya dialog.

Dalam pemaparannya, Rahman menegaskan bahwa organisasi kemahasiswaan memiliki peran strategis sebagai agen perubahan sosial.

Menurutnya, berbagai persoalan yang terjadi di Pulau Sumatera tidak boleh dipandang sebagai isu regional semata, melainkan menjadi tanggung jawab moral bersama.

“Kepekaan sosial harus dibangun melalui kesadaran kolektif. Organisasi mahasiswa tidak boleh abai terhadap persoalan kemanusiaan yang terjadi di mana pun,” tegasnya.

Sementara itu, La Ode Muh. Sabilah menekankan pentingnya organisasi mahasiswa sebagai ruang edukasi dan advokasi sosial. Ia menilai empati dan kepedulian tidak cukup berhenti pada wacana, tetapi harus diwujudkan dalam aksi nyata yang berkelanjutan.

“Organisasi harus hadir di tengah masyarakat, menyuarakan kepentingan rakyat, serta mendorong gerakan solidaritas sosial yang konkret,” ujarnya.

Pihak penyelenggara Oasis Sultra menyampaikan bahwa dialog publik ini dinilai penting karena mampu memantik kesadaran para organisatoris terhadap kondisi sosial yang terjadi di berbagai daerah.

Melalui forum ini, mahasiswa diharapkan semakin peka dan responsif terhadap isu-isu kemanusiaan, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Tanggapan positif datang dari para peserta. Ahmad, salah satu peserta diskusi, menyebut kegiatan ini membuka perspektif baru mengenai peran organisasi mahasiswa.

“Diskusi ini menyadarkan kami bahwa organisasi tidak hanya fokus pada internal, tetapi juga harus peka terhadap penderitaan masyarakat luas,” katanya.

Peserta lainnya, Putra, menilai dialog publik tersebut sebagai ruang refleksi sekaligus konsolidasi gagasan antarorganisasi.

Menurutnya, kegiatan semacam ini perlu terus dilakukan agar mahasiswa tetap kritis dan memiliki kepedulian sosial yang kuat.
Dialog publik berlangsung interaktif dengan pertukaran gagasan yang konstruktif.

Melalui kegiatan ini, Oasis Sultra berharap dapat mendorong lahirnya sikap dan gerakan nyata dari kalangan mahasiswa untuk memperkuat solidaritas sosial serta meningkatkan kepekaan terhadap berbagai persoalan kemanusiaan, khususnya yang terjadi di Pulau Sumatera, (B).

Laporan: Ahmad Mubarak

You cannot copy content of this page