KENDARI, MEDIAKENDARI.COM – Indonesia memiliki berbagai macam keragaman seperti budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, hingga berbagai bahasa. Namun, kali ini kita membahas salah satu suku yang berada di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) yakni Suku Moronene.
Dosen Universitas Muhammadiyah Kendari, Kasra Jaru Munara mengatakan, bahwa suku Mornene merupakan salah satu suku tertua di wilayah Sultra. Berdasarkan penelusurannya, suku itu berasal dari Asia Tenggara di daerah Tiongkok Selatan yang muncul sejak 4.000 tahun lalu.
Baca Juga : Empat Tahun AMAN, RSUD Bahteramas Utamakan Pelayanan
“Suku Mornene ini berimigrasi melalui Taiwan ke Filipina, dan kemudian Indonesia di wilayah Sulawesi bagian Utara, Tengah, serta Tenggara. Kemudian di wilayah Sultra masuk ke Konawe, Kolaka Utara, hingga saat ini di Bombana,” ucap Kasra saat menghadiri acara BINCANG KITA di Studio MEKTV, Selasa 6 September 2022.
Ia juga mengatakan, bahwa Mornene terbagi menjadi dua kosa kata yaitu Moro arti mirip dan Nene arti sebuah tanaman. Namun, banyak kalangan yang menyebut tanaman itu adalah tanaman resam. Namun berbeda dengan menurutnya bahwa bukan tanaman resam tapi tanaman pisang-pisangan.
Lanjutnya, diceritakan dalam sebuah kisah ada namanya kada yang merupakan sastra lisan Mornene, bahwa dulu leluhur Mornene ini tiba di sebuah tempat yakni Desa Pangkuri di Bombana.
Baca Juga : Kasus Susu Kadaluarsa Marina Mart Mandonga, Bakal Naik Status ke Tingkat Penyidikan
perjalanan itu, ia menjumpai tanaman yang belum pernah ditemui sebelumnya. Nah tanaman ini memiliki kemiripan dari segi habitatnya, yang tumbuh dialiran sungai dan daunnya juga memiliki kemiripan nene.
“Jadi saat itu mereka tidak tau mau memberikan nama apa, maka mereka sebut tanaman itu mirip nene sehingga lahir Moro Nene. Dan kemudian menjadi sebuah identitas bagi masyarakat yang dulu pernah menghuni pertama kali di wilayah Bombana,” tukas pria yang merupakan Ketua DPW PSI ini.
Reporter : Hendrik
Facebook : Mediakendari