BUTON TENGAH

IPM Buteng Terendah se-Sultra, Tasman: Ini Miris, Sangat Memprihatinkan

955
×

IPM Buteng Terendah se-Sultra, Tasman: Ini Miris, Sangat Memprihatinkan

Sebarkan artikel ini
Ketua Komisi III DPRD Buteng, Tasman, SE (pegang toa) saat menemui masa aksi demonstrasi di Kantor DPRD Buteng. Foto: Syaud

Reporter : Syaud Al Faisal / Editor: Kang Upi

LABUNGKARI – Ketua Komisi III DPRD Buton Tengah (BUteng), Tasman memdesak Pemerintah Kabupaten Buteng untuk lebih serius dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah tersebut.

Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Buteng menjadi yang terendah dibanding 16 kabupaten lainnya di Bumi Anoa.

“IPM kita yang terendah di Sultra di akhir tahun 2019 itu berkisar 0,25 sampai 0,50 perkembangannya. Ini miris, berbanding terbalik dengan pembangunan jalan dan jembatan,” tegas Tasman di Kantor DPRD Buteng, Selasa 9 September 2020.

Tasman menyebutkan alokasi anggaran pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan pada APBD awal tahun 2020 kurang lebih sebesar Rp 85 milyar dan saat refocusing menjadi Rp 73 Milyar.

Menurutnya, seharusnya 5 sampai 10 persen dari anggaran itu, dapat dialokasikan ke pengembangan SDM melalui program Beasiswa Samatau di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Buteng.

“Anggarannya Beasiswa Samatau tahun ini hanya Rp 500 juta, hanya 1 persen dari angggaran jembatan dan jalan. Harusnya anggaran ini bisa ditingkatkan hingga 5-10 persen dari besaran anggaran itu,” terangnya.

Dijelakannya juga, dianggaran perubahan ini pihaknya hanya dapat menambah anggaran Beasiswa Samatau sebesar Rp 250 juta dari anggaran awal sebesar Rp 500 juta. Namun pada APBD tahun 2021 program itu harus menjadi prioritas agar IPM Buteng bisa lebih baik.

“ni harus menjadi prioritas di perubahan dan APBD 2021, jangan lagi ada ketimpangan anggaran antara infrastruktur jalan dan pengembangan SDM. Kita komitmen, kita akan tambah terus karena kita sangat prihatin IPM Buteng peringkat terakhir,” pungkasnya. (1/0)

You cannot copy content of this page