KENDARI, MEDIAKENDARI.com – Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Belli Harli Tombili, turun langsung memantau proses pembenahan Desa Wisata Namu di Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel).
Langkah ini dilakukan sebagai persiapan menghadapi penilaian 15 Besar Ajang Wonderful Indonesia Award (WIA) 2025 yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI).
Desa Wisata Namu sebelumnya berhasil menembus daftar 15 besar desa wisata terbaik se-Indonesia, sebuah capaian membanggakan yang menempatkan Sultra di peta nasional pariwisata berbasis masyarakat.
Menurut Belli, kunjungan lapangan dari tim Kemenparekraf dijadwalkan berlangsung pada akhir Oktober atau awal November 2025.
“Jadwal pastinya belum kita terima, tetapi kemungkinan besar akhir bulan ini atau awal November tim Kemenparekraf akan melakukan visitasi,” ujar Belli saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (14/10/2025).

Ia menjelaskan, pihaknya bersama Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan, Dispar Konsel, serta pendamping desa wisata telah beberapa kali turun langsung ke lokasi untuk memastikan kesiapan Namu sebelum proses visitasi berlangsung.
“Kita sudah berkoordinasi dengan Pemda Konsel dan pendamping desa wisata. Ada beberapa hal yang sedang dibenahi, seperti akses jalan menuju area camping ground dan penataan kios-kios di sepanjang pantai, agar tampil lebih rapi dan nyaman,” jelas Belli.
Selain akses jalan, pemerintah daerah juga menyiapkan penataan homestay sederhana agar wisatawan memiliki pilihan selain berkemah. Kios-kios di pinggir pantai akan disulap menjadi homestay dengan tarif terjangkau, sekitar Rp250 ribu per malam, sedangkan sewa tenda ditetapkan sekitar Rp50 ribu per malam.
“Jadi wisatawan bisa memilih, mau menginap di tenda atau homestay. Yang penting suasananya tetap alami dan bersih,” tambahnya.

Lebih lanjut, Belli menuturkan bahwa pengelolaan kawasan wisata ke depan akan melibatkan Koperasi Merah Putih (KMP) untuk mendorong pemberdayaan masyarakat lokal secara berkelanjutan.
Pemerintah juga tengah memoles sejumlah fasilitas, seperti pencatatan ulang spot foto, pengecatan gazebo, dan perbaikan jalur wisata, agar kawasan tampak lebih segar saat dinilai.
“Prinsipnya, semua pihak bekerja bersama. Kami dari provinsi hanya memperkuat koordinasi dan dukungan teknis, sementara masyarakat dan pemerintah kabupaten menjadi garda terdepan,” tegasnya.
Menurut Belli, ajang Wonderful Indonesia Award 2025 bukan sekadar kompetisi, tetapi juga momentum untuk memperkenalkan potensi alam dan budaya Sultra ke kancah nasional.

“Ini bukan semata lomba, tapi kesempatan memperlihatkan bahwa desa di Sultra bisa mandiri, kreatif, dan ramah wisatawan,” ujarnya optimis.
Sebagai informasi, Desa Wisata Namu dikenal memiliki pantai berpasir putih, area camping ground yang luas, dan panorama laut yang masih asri.
Desa ini dihuni sekitar 436 jiwa, dengan mayoritas penduduk bekerja sebagai nelayan dan petani. Hasil utama masyarakat berupa jambu mete, pala, kelapa, dan cengkeh.
Dari Kendari, desa ini dapat ditempuh melalui jalur darat sekitar 2 jam 40 menit, atau melalui jalur laut dari Pelabuhan Rakyat Kota Lama selama empat jam perjalanan.
“Setelah proses visitasi selesai, pengumuman pemenang WIA 2025 akan dilaksanakan akhir November 2025 di Jakarta,” tutup Belli Harli Tombili.











