KENDARI, MEDIAKENDARI.com – Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Ir. Hugua, M.Ling, secara resmi membuka Pelatihan Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) bagi Pendamping Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) Tahun 2025. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sultra bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM RI, bertempat di Aula Pascasarjana Universitas Halu Oleo, Kendari, Rabu (22/10/2025).
Pelatihan ini mengusung tema Sumber Daya Alam (SDM) dan Talenta Unggul Menuju Indonesia Emas 2045. Kegiatan dihadiri oleh Direktur Pascasarjana UHO, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sultra, serta para pejabat eselon III dan fungsional lingkup Dinas Koperasi dan UMKM Sultra.
Sebanyak 264 peserta mengikuti pelatihan ini, terdiri dari 36 Project Management Officer (PMO) dan 228 Business Assistant (BA). Mereka akan bertugas mendampingi, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan program KDKMP agar berjalan efektif dan berdampak nyata bagi masyarakat desa dan kelurahan.
Dalam arahannya, Wagub Hugua menegaskan bahwa para pendamping koperasi memegang amanah konstitusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mensejahterakan rakyat. Ia mengingatkan bahwa ideologi bangsa Indonesia – Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 – menjadi dasar bagi pembangunan ekonomi nasional berbasis gotong royong.
“ Sebagai pendamping koperasi, Anda mengemban amanah undang-undang. Negara besar harus punya ideologi. Kita punya Pancasila dan UUD 45. Maka dari itu, pembangunan ekonomi kita tidak boleh lepas dari semangat kebersamaan dan gotong royong,” tegas Hugua.
Ia menjelaskan, saat ini pusat peradaban dunia bergeser dari Barat ke kawasan Indo-Pasifik, termasuk Asia Timur. Dalam periode 2025–2045, Indonesia diyakini berpotensi menjadi pusat peradaban dunia jika mampu memperkuat fondasi ekonomi nasional, terutama melalui penguatan ekonomi kerakyatan dan koperasi desa.
Lebih lanjut, Hugua menyoroti dua program strategis nasional yang diyakininya menjadi fondasi menuju Indonesia Emas 2045, yakni Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Sekolah Garuda serta Sekolah Rakyat.
Menurutnya, MBG akan mengalirkan dana sekitar Rp170 triliun pada 2025 ke wilayah kecamatan dan desa untuk memastikan pemenuhan gizi masyarakat sejak dini. “Dengan program ini, dana yang sebelumnya terpusat di kota kini akan turun ke wilayah bawah. Anda semua sebagai pendamping akan mendampingi perputaran dana ratusan triliun ini dalam sistem koperasi,” ujarnya.
Program kedua, Sekolah Garuda dan Sekolah Rakyat, bertujuan memastikan akses pendidikan merata dan berkualitas bagi semua anak Indonesia. Sekolah Garuda akan menjadi pusat pembelajaran unggul, sedangkan Sekolah Rakyat akan menjangkau anak-anak dari keluarga kurang mampu. “Mereka adalah calon pemimpin bangsa: bupati, gubernur, bahkan presiden masa depan,” ujarnya
Dalam kesempatan tersebut, Hugua menegaskan bahwa koperasi merupakan penopang utama perekonomian Indonesia. Ia mengutip Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yang menyatakan bahwa perekonomian nasional harus dibangun atas dasar semangat kekeluargaan dan gotong royong.
“Kalau koperasi berjalan baik, saya percaya Indonesia akan semakin sejahtera. Ekonomi gotong royong adalah falsafah bangsa yang membuat negara ini berdiri kokoh,” tegasnya.
Hugua meminta para pendamping koperasi segera turun ke lapangan, membangun koperasi juara di setiap desa dan kelurahan. Ia menyebut pendamping KDKMP sebagai “para juara” yang akan melahirkan Koperasi Merah Putih Juara-koperasi yang bukan hanya tumbuh secara bisnis, tapi juga memberdayakan petani, nelayan, dan pelaku industri kreatif.
Hugua juga mendorong para pendamping agar tidak hanya menjalankan tugas administratif, tetapi benar-benar hadir dan bekerja untuk masyarakat desa. Ia meminta setiap pendamping menciptakan “koperasi juara”, yakni koperasi yang berdaya, mandiri, dan mampu menggerakkan sektor produktif seperti pertanian, perikanan, dan industri kreatif. Hugua menegaskan, jika koperasi di desa berkembang dengan baik, maka perekonomian daerah akan semakin kuat dan kesejahteraan masyarakat pun dapat terwujud.
Mengakhiri arahannya, Hugua menyampaikan optimismenya bahwa Indonesia akan menjadi pusat peradaban dunia pada tahun 2045. Dengan dukungan SDM unggul, program pemenuhan gizi, pendidikan yang merata, dan koperasi yang kuat, Indonesia diyakini mampu bersaing secara global.
Laporan: Yoni











